ECONOMICS

Tahun Depan, Mercedes Benz akan Luncurkan Empat Mobil Listrik di India

Dian Kusumo 24/03/2023 11:34 WIB

Pabrikan mobil premium asal Jerman, Mercedes-Benz berniat untuk mendatangkan empat kendaraan listrik baru di India.

Tahun Depan, Mercedes Benz akan Luncurkan Empat Mobil Listrik di India. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Pabrikan mobil premium asal Jerman, Mercedes-Benz berniat untuk mendatangkan empat kendaraan listrik baru di India. 

Dengan target sekitar 8-12 bulan ke depan untuk mempercepat dorongan terhadap kendaraan listriknya, demikian ungkapan dari Matthias Luehrs, Kepala Wilayah Luar Negeri Mercedes-Benz AG, Kamis.

Berdasarkan laman resmi dari gadgets360, perusahaan ini nantinya menargetkan sebesar 25 persen dari total penjualannya di India yang berasal dari kendaraan listrik di negara ini pada tahun 2027.

"Kami sangat senang dengan perkembangan EV (kendaraan listrik) kami di pasar India dengan (model-model seperti) EQS dan EQB. Kami akan memiliki empat kendaraan lagi yang akan datang," ucap Luehrs.

Saat ini, untuk pasar India, perusahaan yang berlogo bintang tersebut sudah menjual empat model kendaraan listrik mewahnya, seperti EQS, EQB, EQC, dan EQS AMG.

Dari laman yang sama, terkait ekspektasi penjualan dari seluruh rangkaian kendaraan listrik di India, Luehrs mengatakan, "Kami akan memiliki 25 persen (dari total penjualan), itu adalah asumsi perencanaan kami, kendaraan listrik dalam empat tahun ke depan." Seperti yang diketahui, hingga saat ini, penjualan kendaraan listrik menyumbang sekitar 3 persen dari total penjualan perusahaan di India.

Pada tahun kemarin, Mercedes-Benz India mencatat pertumbuhan total penjualan sebesar 41 persen dengan rekor sebanyak 15.822 unit jika dibanding dengan 11.242 unit yang terjual sebelumnya. Namun, penjualan terbaik itu pernah dicapai pada tahun 2018 sebanyak 15.583 unit.

Akan tetapi, ketika ditanya kapan empat model EV baru tersebut didatangkan, Santosh Iyer, Managing Director & CEO Mercedes-Benz India menyatakan, “Hal itu akan dilakukan dalam 8-12 bulan ke depan, sebagai kombinasi dari impor unit yang dibuat secara utuh dan impor unit yang dirakit di pabrik perusahaan di Chakan.”

Kemudian, untuk potensi pasar disini, Luehrs pun menjelaskan, “Saat ini, India merupakan pasar terbesar kelima di wilayah "luar negeri" - yang terdiri dari 120 pasar selain Jerman, Amerika Serikat, Inggris, dan Cina - untuk Mercedes-Benz. Korea Selatan, Jepang, Australia dan Turki berada di depan India dalam peringkat perusahaan di pasar luar negeri.”

“Mungkin saja India bisa menjadi yang keempat dalam dua tahun ke depan, ujarnya ketika ditanya apakah India bisa naik peringkat.”

"Faktor-faktor yang membuat kami sangat optimis adalah bahwa kami telah melihat perubahan besar dalam struktur pelanggan di India," kata Luehrs tentang perusahaan yang optimis terhadap India.

“Saat ini, usia rata-rata pembeli sedan kelas atas S Class adalah 38 tahun dan model C Class adalah 35 tahun, itu 10 tahun lebih muda dari 10 tahun yang lalu ... dan kami melihat pangsa pelanggan wanita sebesar 15 persen, yang 10 persen lebih banyak daripada 10 tahun yang lalu," tuturnya. 

Dan ia pun menambahkan, “Para pelanggan di India juga sangat cepat dan tertarik untuk mengadopsi teknologi-teknologi baru yang ditawarkan oleh perusahaan.”

Selain itu, Luehrs memaparkan mengenai apakah pajak yang tinggi dapat menghambat pertumbuhan pasar mobil mewah di India, "Secara umum, setiap pajak yang lebih tinggi akan menghambat penjualan lebih banyak mobil atau barang, namun itu adalah persamaan yang normal." 

Meski pasarnya berbeda di seluruh dunia tetapi itu tidak dapat bisa dibandingkan sebab mereka mempunyai keunikan tersendiri, ia pun berkata, "Tapi jelas, jika Anda memiliki satu pasar dengan pajak yang lebih rendah, maka Anda akan menjual lebih banyak mobil. 

Itu sangat jelas. Itulah yang terjadi di AS. Itulah yang terjadi di Eropa, itulah yang terjadi di Cina. Oleh karena itu, jelas, jika Anda memiliki lebih banyak pajak maka ceruk pasar menjadi lebih kecil."

Dari laman yang sama, namun mengenai dampak dari tantangan regulasi, ia pun berkata, "Saya hanya dapat mengatakan bahwa kami (telah) beroperasi (secara global) sejak 100 tahun dan di berbagai macam pasar, dan regulasi berubah, dan berubah ke atas dan ke bawah dan ke samping di mana-mana. 

Juga, di Jerman, di India, di Cina, di AS, dan kami beradaptasi dengan hal tersebut. Itulah mengapa kami menjadi perusahaan mewah terkemuka di pasar otomotif. Jadi kami hanya beradaptasi dengan peraturan dan beberapa peraturan lebih menguntungkan daripada yang lain."

"Ketika sebuah peraturan baru muncul pada contoh pertama, itu adalah hambatan baru, tantangan baru," ungkapnya. 

"Kami mengelola tantangan tersebut. Kami memiliki ide bagaimana cara mengelolanya. Untuk satu atau dua bulan, jelas memperlambat prosesnya jika Anda menginginkannya, tetapi kemudian setelah itu, kami mengelolanya, kami memiliki pemasok baru, dan kami akan mengelolanya," tambahnya. 

Terkait apakah lebih banyak prediktabilitas akan membantu dalam rencana bisnis yang lebih baik, Luehrs pun menjawab, hal ini mungkin tidak hanya akan terjadi pasar India saja, namun juga melebar ke topik internasional.

"Ketika menjalankan bisnis dengan lebih banyak waktu tunggu, Anda dapat lebih mudah beradaptasi dengan peraturan baru," jelasnya.

(DKH)

SHARE