Tak Bawa Hasil Swab dan Vaksin, Pemuda Asal Semarang Ini Ngotot Masuk Surabaya
Seorang pemuda merekam aksinya saat berdebat dengan aparat polisi agar dibolehkan masuk Surabaya, padahal dia tidak bisa menunjukkan hasil swab dan vaksin.
IDXChannel - Ketegasan yang dilakukan aparat kepolisian patut diacungi jempol, sebab dia tidak mengizinkan warga yang tidak melengkapi diri dengan persyaratan untuk melewati lokasi penyekatan selama masa PPKM Darurat.
Dalam sebuah video berdurasi 2 menit 31 detik, polisi yang sedang berjaga di pos penyekatan Bundaran Waru meminta pemuda tersebut untuk putar balik. Sebab, pemuda yang merekam itu tida membawa hasil swab negatif, termasuk sertifikat vaksin.
“Mas ini tidak bisa menunjukan bukti hasil swab negatif, mas juga tidak bisa menunjukan sertifikat vaksin. Jadi sesuai aturan PPKM Darurat itu tidak bisa diperkenankan masuk Surabaya,” kata petugas tersebut.
Mendapat perintah itu, pemuda yang mengaku indekos di kawasan Siwalankerto ini memaksa polisi untuk membuksa penyekatan. Bahkan, dia juga tidak bisa menunjukkan surat keterangan untuk membuktikan dia tinggal di salah satu wilayah di Surabaya.
“Mana saya tahu, itu tidak dijelaskan di aturan. Saya ngekos di sini, saya bawa kunci kost, ayo ikut saya,” kata pemuda tersebut.
Petugas tetap menjelaskan kalau harus mengantongi surat keterangan indekost. Semua berkas yang harus dipenuhi untuk bisa masuk ke Surabaya selama PPKM Darurat tidak dimiliki.
“Anda tetap harus putar balik,” tegasnya.
Perintah itu tetap tidak dijalankan pemuda tersebut, ia keluar mobil dan mendekati petugas penyekatan. Ia berdalih kalau dirinya memang pelat Semarang. Kalau saat ini dilarang masuk ke Surabaya dan di Semarang apakah nanti dapat penolakan yang sama malah sulit.
“Pelat saya memang Semarang, kalau nanti saya putar balik dan di Semarang juga dilarang masuk bagaimana?” katanya pada petugas.
Petugas tersebut langsung menjelaskan keterangan di KTP pengendara tersebut. Tercatat di KTP dia warga Semarang, sehingga sudah cukup untuk bisa masuk ke Semarang.
Mendengar jawaban dari petugas itu, pemuda tersebut tetap ngeyel untuk bisa masuk Surabaya. Sambil menunjukan pintu kost, ia mengajak petugas tersebut untuk ikut dirinya.
“Ini kunci kost saya, ayo ikut kalau tidak percaya,” jelasnya.
Mendengar jawaban itu, petugas tersebut kembali mengatakan kalau kunci kost bukan alat keterangan. Pengendara harus menunjukan keterangan indekost dari RT, hasil swab atau surat keterangan sudah vaksin.
Sampai saat ini, pengetatan masih terus dilakukan di berbagai akses masuk Surabaya selama PPKM Darurat. Semua pengendara harus menunjukan bukti tes antigen serta sertifikat vaksinasi. (TYO)