ECONOMICS

Tak Mau Terlena Barang Impor, Jokowi Ingatkan Penjajahan Era Modern

Raka Dwi Novianto 04/10/2023 13:31 WIB

Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak mau Indonesia terkena penjajahan era modern.

Tak Mau Terlena Barang Impor, Jokowi Ingatkan Penjajahan Era Modern. Foto: MNC Media.

IDXChannel - Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak mau Indonesia terkena penjajahan era modern. Dia berharap Indonesia bisa menjadi produsen di negaranya sendiri, tidak hanya menjadi konsumen.

Hal tersebut disampaikan Jokowi dalam arahannya pada Peserta Program Pendidikan Singkat Angkatan (PPSA) XXIV dan Alumni Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) LXV Tahun 2023 Lembaga Ketahanan Nasional RI, Istana Negara, Rabu (4/10/2023).

"Sekali lagi jangan hanya jadi konsumen tapi kita harus jadi produsen. Artinya kalo kita punya aplikasi yang bisa masuk ke sana dari barang-barang yang kita produksi sendiri. Syukur kita bisa masuk ekspor ke negara-negara. Gak usah jauh-jauh di ASEAN dulu kita kuasai," kata Jokowi dalam arahannya.

Jokowi meminta kepada pemerintah pusat dan daerah, serta masyarakat untuk tidak terlena menggunakan barang-barang impor. Sebab, menurutnya, secara tidak sadar jika dibiarkan maka bangsa Indonesia akan terjajah secara ekonomi.

"Jangan sampe kita terlena dalam hitungan bulan, enggak mau saya terkena penjajahan era modern, jangan mau kita terkena juga kolonialisme di era modern ini. Kita gak sadar tahu-tahu kita sudah dijajah secara ekonomi," ungkapnya.

"Mungkin awal-awal harganya masih Rp5 ribu. Begitu sudah masuk beli ini sudah ketagihan baru dinaikkan 500 juta mau apa? Udah Nggak bisa apa-apa kita karena sudah ketergantungan di situ," tambahnya.

Maka dari itu, Jokowi meminta agar kedaulatan digital negara Indonesia harus dilindungi secara baik. Menurutnya perlu dipercepat dalam pengesahan regulasi.

"Oleh sebab itu kita harus lindungi betul kedaulatan digital kita. harus dilindungi betul. regulasinya ini yang harus mengejar. Bukan kita yang ngurusi urusan masalah regulasi mbuletnya ke mana-mana, ruwetnya ke mana-mana, Berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun aja belum jadi. Teknologinya udah lari cepet sekali, problem ada di situ," ungkapnya. (NIA)

SHARE