ECONOMICS

Tak Terpengaruh Pandemi, Sulam Tangan Khas Malang Sukses Tembus Pasar Eropa

Avirista M/Kontributor 03/05/2021 13:55 WIB

Kreasi unik produk pakaian dan fashion sulam tangan karya perempuan di Kota Malang ternyata berhasil menembus pasar ekspor Eropa.

Tak Terpengaruh Pandemi, Sulam Tangan Khas Malang Sukses Tembus Pasar Eropa. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Kreasi unik produk pakaian dan fashion sulam tangan karya perempuan di Kota Malang ternyata berhasil menembus pasar ekspor Eropa. Beberapa pakaian sulam tangan ini dikirimkan ke Eropa justru terjadi sesaat sebelum pandemi COVID-19

Pemilik kerajinan fashion sulam tangan, Nurul Hidayati, menuturkan, dua negara yang rutin meminta kiriman produknya yakni Spanyol dan Jerman. Kedua negara tersebut justru baru menjadi sasaran ekspor sesaat sebelum pandemi Covid-19 terjadi. 

Bahkan saat masa pandemi seperti ini pesanan ekspor diakuinya tidak terlalu menurun drastis. Hal ini yang diakuinya bisa membuat dirinya dan para pekerjanya bisa bertahan dari dampak pandemi Covid-19, secara perekonomian.

"Kalau yang ekspor ke Jerman dan Spanyol ini kebanyakan baju-baju daily untuk spring dan summer," tutur perempuan berusia 42 tahun ini saat ditemui di kediamannya pada Senin (3/5/2021). 

Tak heran bila ia mampu memberdayakan sejumlah anak muda dan para ibu-ibu di sekitar tempat tinggalnya. Mereka diberdayakan untuk membuat kerajinan fashion sulam tangan aneka ragam, mulai dari pakaian, mukena, hingga hijab. 

Saat ini sendiri dijelaskannya, ada sekitar 100 orang ibu-ibu yang diberdayakan membantu proses pengerjaan sulam tangan merk Almira Fashion ini. Mereka diberdayakan mulai menentukan desain produk yang akan dibuat, hingga tahap menentukan bahan, dan proses menjahit sesuai desain yang ditetapkan.

"Prosesnya sendiri memerlukan waktu yang bervariasi. Paling memakan waktu memang saat sulam tangan. Untuk motif yang sederhana bisa dalam 2-3 hari selesai. Tetapi motif rumit biasanya bisa memakan waktu hingga sepekan lebih," paparnya. 

Satu produknya disebutkan Nurul, dijual bervariasi mulai dari Rp85 ribu hingga Rp1,25 juta. Harga ini dibanderol sesuai dengan model desain, motif sulam tangan, serta tingkat kesulitan pembuatan produk. Semakin rumit dan sulit motif dan desain yang diinginkan maka harganya juga semakin mahal.

"Produknya kita banderol bervariasi, yang paling murah itu Rp85 ribu hingga Rp1,25 juta. Tergantung model, motif sulam tangan, dan kesulitan pembuatannya. Kalau makin sulit motif dan desain harganya tambah mahal," bebernya.

Nurul menyebut bahwa hampir semua produk yang ia buat diminati masyarakat. Hanya saja, untuk segmentasi pasar, Nurul menyebut memang menyasar pada perempuan usia 30 tahun ke atas.

Hal itu lantaran kebanyakan wanita di usia tersebut tidak terlalu memusingkan masalah style dan gaya berpakaian. Kecenderungannya adalah lebih mengedepankan kenyamanan.

"Kalau untuk cara pemasaran sendiri kami memanfaatkan semua platform media sosial saat ini," ucap perempuan yang juga dosen di Universitas Muhammadiyah Malang ini.

Di tengah pandemi Covid-19 sendiri, Nurul bersyukur penjualan produknya tidak terlalu menurun drastis. Meski sempat menurun awal-awal masa pandemi Covid-19, kini beranjak meningkat jelang lebaran Idul Fitri.

"Jika dibandingkan lebaran tahun lalu, kondisi saat ini masih jauh lebih baik. Tahun ini produk fashion sulam tangan miliknya masih cukup banyak menerima pesanan. Paling tidak proses produksi masih tetap bisa berjalan walaupun tidak terlalu signifikan," tukasnya. (TYO)

SHARE