Taman Asia Afrika Bakal Dibangun di Walini, Investasi hingga Rp10 Triliun
Investor akan membangun Taman Asia Afrika dan residensial di kawasan Walini, Kabupaten Bandung Barat (KBB) dengan nilai investasi hingga Rp10 triliun.
IDXChannel - Salah satu investor berskala nasional akan membangun Taman Asia Afrika dan residensial di kawasan Walini, Cikalongwetan, Kabupaten Bandung Barat (KBB). Nilai investasi awal mencapai lebih dari Rp3 triliun
"Lahan di Walini yang akan digarap sekitar 1.200 hektare, konsepnya seperti kawasan Kota Baru Parahyangan Padalarang. Ada tempat wisata dan residensial, investasinya bertahap dan bisa mencapai hingga Rp10 triliun," kata Bupati Bandung Barat, Hengki Kurniawan, Jumat (2/12/2022).
Menurutnya, karena lahan garapan itu adalah perkebunan, Pemda KBB sudah menjalin MoU dengan pihak PTPN. Saat ini, progresnya dari rencana ini terus dimatangkan. Diharapkan di bulan ini ada pencanangan awal.
Meskipun pihak investor sebenarnya sudah siap untuk melakukan groundbreaking, namun segala sesuatunya harus clear.
Pemda KBB juga akan mengusulkan untuk community development (comdev) dari pihak investor dan hingga kini masih dinegoisasikan. Seperti comdev PLTA Upper Cisokan di Rongga, Pemda KBB mendapatkan kompensasi, untuk perbaikan jalan, tempat ibadah, sarana pendidikan, dan perbaikan infrastruktur lainnya.
"Kami mengusulkan comdev ke pihak investor di Walini senilai Rp200 miliar. Kalau disetujui, anggaran itu akan dipakai untuk perbaikan jalan di wilayah Cikalongwetan, Cipeundeuy, pembangunan ruang kelas, dan yang lainnya," sebut Hengki.
Hengki menambahkan, jika semua sudah sepakat, maka pengembangan Walini akan segera dilakukan karena pihak investor sudah siap. Pemda KBB tinggal menyiapkan kajian lingkungan, amdal, dan perizinan lainnya.
Diharapkan dengan masuknya investasi tersebut akan menyerap tenaga kerja lokal KBB hingga 1.000 pekerja. Belum lagi dari bangkitan ekonomi yang ditimbulkan dari aktivitas pembangunannya, sehingga perekomian masyarakat pasti terdongkrak.
Hingga pendapatan ke kas daerah terutama dari sektor pajak Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) yang bisa mencapai Rp1 triliun.
"Kami juga meminta ke pihak investor agar memprioritaskan pekerja lokal KBB, sehingga 1.000 pekerja akan terserap. Konsep wisata yang dirancang juga sangat bagus, sehingga bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan dan imbasnya citra KBB akan semakin terangkat," pungkas Hengki.
(FAY)