ECONOMICS

Tanggapan Ketua Umum Periklindo soal Aksi Premanisme di Pabrik Mobil

M Fadli Ramadan 12/05/2025 00:12 WIB

Ketua Umum Periklindo Moeldoko menyatakan, aksi premanisme di kawasan industri pabrik ditunggangi banyak kepentingan.

Tanggapan Ketua Umum Periklindo soal Aksi Premanisme di Pabrik Mobil. (Foto Istimewa)

IDXChannel – Ketua Umum Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo) Moeldoko menyatakan, aksi premanisme di kawasan industri pabrik ditunggangi banyak kepentingan. Ini diungkapkannya menyusul gangguan pembangunan pabrik BYD di Subang, Jawa Barat.

Seperti diketahui, Wakil Ketua MPR RI Eddy Soeparno mengungkapkan, aksi premanisme dari ormas sempat mengganggu pembangunan pabrik BYD. Ternyata, VinFast yang juga sedang membangun pabrik di Subang mengalami hal serupa seperti diungkapkan oleh Moeldoko.

Maraknya aksi premanisme di kawasan industri diduga oleh Moeldoko ditunggangi oleh tokoh atau instansi berkepentingan. Namun, mantan Kapala Staf Kepresidenan itu enggan mengungkapkan lebih rinci siapa sosok yang berada di balik aksi premanisme tersebut.

“Intinya adalah karena investasi berkaitan dengan ketenagakerjaan, atau angkatan kerja yang setahunnya bisa 2,5 juta orang, siapapun enggak boleh ganggu. Makanya saya bilang, kalau ada preman yang mengganggu (pembangunan pabrik), habisin aja. Berangus,” kata Moeldoko di Jakarta, belum lama ini.

Menurutnya, aksi premanisme bisa memberikan dampak besar bagi Indonesia, karena investor yang tidak nyaman menanamkan modalnya di Indonesia. Hal ini membuat masyarakat kehilangan kesempatan pekerjaan dan negara terancam batal mendapatkan dana investasi.

“Karena preman sekelompok orang kecil akan mengganggu segitu banyak orang yang mau bekerja. Pekerja tak bisa didapat karena orang enggak mau investasi, masa gara-gara itu investasi kita terganggu,” ujarnya.

Sebagai informasi, BYD membangun pabrik di Kawasan Industri Subang Smartpolitan dengan luas lahan 126 hektare. Pabrik tersebut dikabarkan dapat menyerap tenaga kerja sebanyak 18 ribu orang.

Fasilitas pabrik tersebut direncanakan mulai beroperasi pada awal 2026 dengan kapasitas produksi mencapai 150.000 unit mobil per tahun.

Sementara VinFast juga telah menanamkan modal mereka sebesar USD200 juta atau setara Rp3,2 triliun untuk membangun pabrik di Subang. Fasilitas tersebut memiliki kapasitas produksi sebesar 50 ribu unit per tahun, dan dapat menyerap 3 ribu tenaga kerja yang diproyeksikan bakal beroperasi pada awal 2026.

(Dhera Arizona)

SHARE