ECONOMICS

Tangkap Ikan Pakai Peledak, Dua Perahu Diamankan KKP

Tangguh Yudha/MPI 10/06/2024 01:50 WIB

Sebanyak dua perahu diamankan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) karena menggunakan bahan peledak (destructive fishing). 

Tangkap Ikan Pakai Peledak, Dua Perahu Diamankan KKP. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Sebanyak dua perahu diamankan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) karena menggunakan bahan peledak (destructive fishing). 

Peristiwa tersebut terjadi di Bitung, Sulawesi Utara. Adapun penangkapan itu dilakukan bertepatan dengan Hari Internasional Perlawanan Terhadap IUU Fishing (International Day for the Fight Against IUU Fishing).

Plt. Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP), Pung Nugroho Saksono mengatakan, penangkapan ini merupakan wujud komitmen tegas KKP dalam melindungi sumber daya kelautan dan perikanan. KKP selama ini berkomitmen menjunjung tinggi ekologi sebagai panglima sesuai arahan Menteri KKP, Sakti Wahyu Trenggono. 

"Lantaran dampak langsung dari penggunaan bahan peledak dapat merusak dan menghancurkan ekosistem perairan khususnya terumbu karang,” katanya, Minggu dikutip Minggu (9/6/2024).

Direktur Pengawasan Pengelolaan Sumber Daya Kelautan PSDKP Halid K. Jusuf menambahkan, kedua perahu tersebut diamankan Ditjen PSDKP melalui Pangkalan PSDKP Bitung Perahu. Kedua perahu tanpa nama tersebut diamankan di Perairan Togong Potil, Kabupaten Banggai Laut pada 29 Mei dan Perairan Desa Padi-Pado, Kabupaten Morowali pada 2 Juni 2024.

Selain dua perahu, PSDKP Bitung juga mengamankan empat orang terduga pelaku yang diamankan antara lain HS, Y, D dan E. Serta barang bukti berupa unit kapal tanpa nama, 1 unit Mesin kapal 24 PK, 1 unit Kompresor, 1 gulung Selang kompresor 30 meter, 2 unit bunre/serok ikan, 2 Botol Bahan Peledak, 1 gulung Kabel warna hitam merah, 1 pasang Fins(sepatu katak), 1 unit Masker selam dan 2 botol bahan peledak yang diakui oleh pelaku.

Barang bukti berikutnya berupa 1 unit perahu, 1 unit mesin katinting, 1 unit mesin kompresor, 1 gulung selang kompresor, 2 buah bunre (serok ikan), 2 buah DOPIS, 5 gulung benang jahit, 1 korek gas, 2 buah korek kayu, 2 pasang fins (sepatu katak), 1 buah masker selam, Ikan dasar campuran dengan berat sekitar 40 kg dan 3 botol bahan peledak (1 telah digunakan dan 2 dibuang ke laut) yang diakui oleh pelaku.

Halid menegaskan tidak ada celah bagi pelaku penangkapan ikan menggunakan bahan peledak. Lantaran dapat mengakibatkan kematian ikan non target beserta juvenil (ikan dengan ukuran lebih kecil dari ukuran pertama kali matang gonad) dan biota lainnya, termasuk terumbu karang sebagai rumah ikan.

“Dampak langsung dari penggunaan bahan peledak yaitu dapat merusak dan menghancurkan ekosistem perairan akibat daya ledak yang bersifat destruktif,” kata Halid.

Para pelaku yg diduga melakukan penangkapan ikan dengan bahan peledak tersebut melanggar Pasal 84 ayat (1) Jo Pasal 8 ayat (1) Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No 45 Tahun 2009 jo Pasal 55 ayat (1) ke I KUHP.

(RFI)

SHARE