Tantangan Presiden Baru Argentina saat Rakyat Putus Asa Kacaunya Ekonomi
Rakyat Argentina akhirnya memilih Javier Milei sebagai presiden pada pemilu yang dramatis yang berlangsung pada Minggu (19/11/2023).
IDXChannel - Rakyat Argentina akhirnya memilih Javier Milei sebagai presiden pada pemilu yang dramatis yang berlangsung pada Minggu (19/11/2023).
Diketahui, pemilu Argentina adalah perebutan kursi kepemimpinan antara Menteri Ekonomi mapan Sergio Massa yang telah membuat tingkat inflasi Argentina yang mencapai 140 persen, melawan seorang libertarian yang membuat pasar internasional gelisah.
Sergio Massa adalah bagian dari pemerintahan Peronis, Presiden Alberto Fernández. Sementara sosok Javier Milei adalah orang luar dalam bidang politik dan menyebut dirinya anarko-kapitalis.
Milei memenangkan suara rakyat karena merupakan sosok orang baru yang berjanji untuk menghapuskan peso dan bank sentral Argentina sebagai bagian dari kampanye. Majalah Time menyebut, Milei secara radikal akan mengurangi peran negara dalam perekonomian.
Dengan 95 persen suara yang sudah dihitung, Milei mengantongi 55,8 persen suara, sementara Massa meraih 44,2 persen.
Jika angka itu bertahan hingga penghitungan suara mencapai 100 persen, maka selisih suara di antara kedua calon terbukti lebih besar dari yang diprediksi semua jajak pendapat.
Ekonomi Argentina Babak Belur
Di bawah pemerintahan Presiden Alberto Fernández dan Sergio Massa, ekonomi Argentina mengalami keterpurukan yang cukup dalam.
Tingkat inflasi di Argentina meningkat menjadi 142,70 persen pada Oktober dari 138,30 persen pada September 2023. (Lihat tabel di bawah ini.)
Tingkat inflasi di Argentina rata-rata sebesar 189,81 persen sejak 1944 hingga 2023 dan mencapai titik tertinggi sepanjang masa sebesar 20262,80 persen pada Maret 1990. Sementara rekor terendah inflasi negara Lionel Messi ini sebesar -7,00 persen pada Februari 1954.
Bank sentral Argentina menaikkan suku bunga utama sebesar 133 persen pada 12 Oktober lalu, dalam upaya untuk memerangi tingkat inflasi tahunan yang melebihi 100 persen dan menstabilkan pelemahan peso.
Tingkat inflasi Argentina juga telah meningkat sebesar 58 poin persentase sepanjang tahun ini, karena perjuangan negara tersebut dalam menghadapi inflasi tiga digit. Kondisi ekonomi Argentina semakin diperumit oleh perjanjian dana talangan (bailout) Dana Moneter Internasional (IMF) yang mewajibkan suku bunga riil positif.
Keputusan ini diambil di tengah kegiatan pemilihan presiden. Untuk itu, dalam kampanyenya Javier Milei, menganjurkan penutupan bank sentral dan dolarisasi perekonomian.
Saat ini, Argentina juga sedang menghadapi penurunan nilai obligasi dan peso pada rekor terendah. Jumlahnya sekitar 840 per dolar di pasar gelap, sementara nilai tukar resmi tetap pada 350 per dolar.
Dari sisi perdagangan, Argentina mencatat defisit perdagangan sebesar USD454 juta pada Oktober 2023, meningkat dari surplus USD1,88 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Hal ini menandai defisit perdagangan selama delapan bulan berturut-turut, karena ekspor negara tersebut terus dipengaruhi oleh inflasi yang tinggi dan pertumbuhan yang lamban.
Pengiriman keluar turun 32,4 persen, mencapai USD5,38 miliar, terutama disebabkan oleh penurunan signifikan dalam penjualan barang primer (-51,3 persen), produk pertanian dan bahan mentah (-32,6 persen) dan produk manufaktur industri (-21,8 persen).
Pada saat yang sama, penurunan daya beli menyebabkan penurunan impor sebesar 3,9 persen, dengan total mencapai USD5,839 miliar, didorong oleh penurunan pembelian bahan bakar dan pelumas (-17 persen), barang setengah jadi (-11,1 persen), dan barang modal (-3,4 persen).
Untuk itu, Argentina mencatat defisit transaksi berjalan sebesar USD6,35 miliar pada kuartal kedua 2023, yang merupakan defisit terbesar sejak kuartal ketiga 2018, dan melebar dari defisit sebesar USD 1,07 miliar pada kuartal yang sama tahun sebelumnya.
Surplus neraca barang berubah menjadi defisit USD2,02 miliar dibanding surplus USD3,06 miliar pada kuartal kedua 2022 karena ekspor turun sebesar 29,7 persen sementara impor turun sebesar 10,7 persen.
Melihat situasi ini, tugas Milei sebagai presiden baru tidaklah mudah. Dengan kemenangan Milei, negara itu akan condong ke kanan di tengah ketidakpuasan akan naiknya inflasi dan kemiskinan.
Sebagai informasi, Milei juga berkiprah sebagai seorang guru ekonomi besar. Ia merupakan pakar pertumbuhan ekonomi dan telah menulis sembilan buku.
Milei disebut sebagai seorang politikus beraliran sayap-kanan libertarian. Ia mulai dikenal publik setelah sering muncul di televisi untuk mengkritik pemerintahan Cristina Fernández de Kirchner, Mauricio Macri, dan Alberto Fernández.
Sebagai sosok libertarian, Milei juga kerap mengkritik China. Di sisi lain, dia mendukung hubungan yang lebih kuat dengan AS.
Milei sangat populer di kalangan generasi muda Argentina. Mereka frustasi dengan kondisi ekonomi negaranya yang sulit lepas dari krisis.
"Milei adalah satu-satunya pilihan yang layak agar kita tidak berakhir dalam kesengsaraan," kata Santiago Neria, seorang akuntan berusia 34 tahun. (ADF)