Target Inflasi 2025 Masih Realistis, Ini Tanggapan Ekonom
Target inflasi 2025 yang dipatok pemerintah di kisaran 1,5-3,5 dinilai masih realistis.
IDXChannel - Target inflasi 2025 yang dipatok pemerintah di kisaran 1,5-3,5 dinilai masih realistis. Asalkan, tidak ada kebijakan yang mengerek kenaikan harga barang dan jasa.
"Kalau inflasi saya pikir masih bisa realistis tercapai dengan range 1,5-3,5 persen dengan catatan tidak ada kebijakan yang bisa mengontrol atau mendorong kenaikan harga-harga barang yang diatur oleh pemerintah atau yang disebut dengan administered price," terang Direktur Eksekutif Center of Reform on Economic (CORE) Mohammad Faisal Selasa (21/5/2024).
Faisal bilang, kebijakan itu seperti misalnya menaikkan tarif listrik, menaikkan harga gas elpiji, serta menaikkan harga BBM subsidi seperti Pertalite dan Solar. "Kalau itu dilakukan, maka inflasinya bisa lebih dari 3,5 persen," imbuhnya.
Sementara itu, Faisal mengakui bahwa tahun ini dirinya mengkhawatirkan potensi inflasi yang disebabkan oleh komponen bergejolak atau volatile food. Seperti diketahui, inflasi volatile food masih menjadi tantangan dalam pencapaian target inflasi pemerintah tahun ini.
"Nah tetapi menurut pandangan saya bisa ada kemungkinan mereda kedepannya. Tapi kalau kemudian diikuti dengan kebijakan-kebijakan tadi yang mempengaruhi harga barang-barang yang diatur pemerintah, ini bisa tembus diatas 3,5 persen dan itu sangat mungkin terjadi," paparnya.
Hal lain yang juga menjadi kekhawatirannya yaitu konflik geopolitik yang susah untuk diprediksi apalagi sangat bisa mempengaruhi harga minyak.
Menurutnya, apabila konflik hanya melibatkan Israel dan Palestina maka tidak banyak mempengaruhi harga minyak. Namun, apabila konflik sampai melibatkan negara yang memiliki peranan besar dalam pasokan energi seperti Iran, maka akan sangat mungkin berdampak terhadap harga minyak.
"Kalau seandainya kemarin itu Iran membalas serangan israel nah itu bisa mengontrol harga minyak dunia sampai 100 dolar AS per barel, yang artinya itu bisa direspon oleh pemerintah dengan menaikkan juga harga bbm subsidi dan itu sangat mungkin terjadi," pungkas Faisal.
(DES)