ECONOMICS

Target Lifting Minyak Turun Jadi 600 Ribu BOPD di 2025, Menteri ESDM Ungkap Alasannya

Atikah Umiyani 16/08/2024 16:52 WIB

Jokowi menurunkan target lifting migas ke posisi 600.000 bopd dan lifting gas bumi sebesar 1,005 juta barel setara minyak per hari dalam RAPBN 2025.

Target Lifting Minyak Turun Jadi 600 Ribu BOPD di 2025, Menteri ESDM Ungkap Alasannya. (Foto: Atikah/MNC Media)

IDXChannel - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menurunkan target lifting migas ke posisi 600.000 barel per day (bopd) dan lifting gas bumi sebesar 1,005 juta barel setara minyak per hari dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun 2025. 

Dengan begitu, target lifting migas pada 2025 ini tercatat lebih rendah bila dibandingkan target APBN 2024 yang dipatok sebesar 625.000 bopd untuk minyak bumi dan 1,033 juta boepd untuk gas bumi.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif pun menyebut penurunan itu terjadi karena produksi lapangan migas turun cukup dalam.  

"Lapangannya kan memang dropnya drastis, ya kan. Lapangannya dropnya drastis," jelas Arifin ketika ditemui usai  Sidang Tahunan MPR RI, Sidang Bersama DPR RI - DPD RI, Sidang Paripurna DPR RI Tahun 2024 yang digelar di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (16/8/2024). 

Pihaknya pun terus berupaua melakukan perbaikan. Salah satunya di Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu yang sudah mulai berproduksi. 

"Nah sekarang kan sudah mulai kita coba recover nih, kan kemarin di Cepu ada tambahan. Mudah-mudahan akhir tahun bisa nguber, tuh," kata dia. 

Arifin berharap target lifting 1 juta BOPD bisa tercapai lantaran melihat keseriusan Exxon Mobil Cepu selaku operator proyek ini. "InsyaAllah.  Kan kalau Exxon kan kerjanya serius, ya," tuturnya. 

Arifin menambahkan, terobosan selanjutnya dalam mengejar target 1 juta BOPD yaitu proyek Minyak Non Konvensional (MNK) Rokan. 

"Nah kemarin juga sumur apa, sumur yang Minyak Non Konvensional (MNK) itu kan juga waktu lagi di bor kan banjir. (Terobosan baru?) Ya itu MNK," pungkas Arifin.

Sebagai informasi, pemerintah masih menanti hasil studi dari pengeboran sumur MNK yang dilakukan oleh PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) dengan mitra asal Amerika Serikat (AS) yakni EOG Resources. 

(Febrina Ratna)

SHARE