Target Setoran Cukai Naik Rp245 T di 2023, AMTI: Ini Tidak Fair
Sekjen AMTI mengatakan industri pertembakauan saat ini masih dihadapkan oleh berbagai tantangan.
IDXChannel - Sekjen AMTI (Aliansi Masyarakat Tembakau Indonesia) Hananto Wibisono mengatakan industri pertembakauan saat ini masih dihadapkan oleh berbagai tantangan, selain menghadapi kemarau basah, industri tersebut juga masih banyak dihimpit oleh regulasi baik skala nasional maupun regional yang ada di daerah.
Sedangkan ketika adanya pandemi hingga perubahan iklim seperti kemarau basah membuat ancaman gagal panen para petani tembakau lebih besar. Disatu sisi, tahun depan ada target penerimaan cukai negara yang meningkat 11,6% menjadi Rp245,45 tirliun.
Dari sisi regulasi, Hananto memberikan contoh terkait adanya kenyataan KTR (Kawasan Tanpa Rokok) yang bakal diterapkan di sekitar 500 kabupaten/kota, otomatis ruang gerak penjualan rokok pun bisa terganggu. Dirinya menilai, kebijakan KTR ini hanya mengatasnakan diskresi seakan bisa melibas aturan yang ada diatasnya.
"Ini yang kemudian tidak fair, kami diatur juga mau, kami menghormati untuk tetap menjaga keberlangsungan sektor tembaku, tetapi kami ada untuk menjadi mitra pemerintah sehingga bisa memberikan masukan," kata Hananto dalam Market Review IDXChanel, Kamis (27/10/2022).
Hananti mengakui adanya peningkatan target setoran cukai ke pemerintah sangat memberatkan sektor tembakau. Namun hal tersebut menurut bisa dicapai asal pemerintah juga memberikan ruang untuk sektor tembakau untuk bisa tumbuh.
"Kalau ditanya beban ya beban, karena belium lagi angka itu kira-kira hampir 10% dari target APBN 2023, kalau memang sektor ini masih memberikan kontribusi fiskal, kami berharap untuk pemerintah memberikan perlindungan, bisa memberikan ruang tumbuh," lanjutnya.
Hananto berharap pemerintah bisa melibatkan para pelaku industri ketika hendak merumuskan sebuah kebijakan untuk sektor tersebut. Hal itu bertujuan untuk melihat lebih dekat bagaimana kondisi industri sektor tersebut.
"Bila merumuskan kebijakan tolong kami dilibatkan, agar bisa memberikan masukan yang lebih kongkret, hari ini daya beli masih belum baik, kita baru mau pulih dan tumbuh, kesempatan ini mestinya diberikan dulu," pungkasnya.
(NDA)