ECONOMICS

Tarif Commuter Naik Jadi Rp5.000, Pengamat: Apakah Momennya Pas?

Iqbal Dwi Purnama 13/01/2022 21:09 WIB

Menurut Bhima tarif KRL yang akan naik 40% dari sebelumnya Rp3.000 menjadi Rp5.000 kurang pas jika dibandingkan dengan kenaikan upah minimum

Tarif Commuter Naik Jadi Rp5.000, Pengamat: Apakah Momennya Pas? (FOTO:MNC Media)


IDXChannel - Pemerintah akan melakukan penyesuaian tarif Kereta Rel Listrik (KRL) atau commuter pada April 2022 setelah 5 tahun tidak melakukan penyesuaian.

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menilai jika penyesuaian kenaikan tarif dilakukan tahun ini diarasa kurang tepat, jika mengingat kondisi ekonomi masyarakat saat ini.

"Memang sudah lama tidak ada kenaikan atau penyesuaian tarif dari Commuter Line, tapi apakah momentum itu pas di lakukan 2022, sebenarnya masyarakat juga sudah terbebani dengan naiknya harga kebutuhan pokok, ancaman kenaikan dari tarif energi, dan lain sebagainya," ujarnya Bhima kepada MNC Portal, Kamis (13/1/2022).

Menurut Bhima tarif KRL yang akan naik 40% dari sebelumnya Rp3.000 menjadi Rp5.000 kurang pas jika dibandingkan dengan kenaikan upah minimum yang rata-rata 1% pada tahun 2022.

"Dan kalau bicara bahwa ini akan disesuaikan dengan upah minimum yang rata-rata adalah 1%, justru kenaikan tarif commuter line ini bisa berkontribusi terhadap berkurangnya upah riil dari para pekerja, yang menggunakan jasa Commuter Line," sambung Bhima.

Sehingga menurutnya hal tersebut akan berkontribusi juga terhadap inflasi di sektor transportasi yang lebih bisa lebih tinggi. Menurutnya dampak inflasi yang tinggi akan menyebabkan pendapatan riil masyarakat akan terus turun sehingga standar hidup dari masyarakat turun dan akhirnya menjadikan semua orang, terutama orang miskin, bertambah miskin.

"Artinya dalam situasi seperti ini sebaiknya pemerintah tetap memberikan subsidi kepada commuter sehingga tidak terjadi penyedia tarif, karena penyesuaian tarif itu tentunya akan berdampak pada pekerja kelas menengah kebawah, atau mereka yang baru masuk dunia kerja dan membutuhkan moda transportasi yang murah dan nyaman," tuturnya.

"Kerjasama bisnis, atau bisa juga menyediakan tempat persewaan makanan minuman disekitar stasiun dan lainnya, itu salah satu cara agar ada subsidi silang untuk menjaga harga atau tarif commuter ini mengalami kenaikan, sebab terasa sekali dari Rp3.000 ke Rp5.000," pungkas Bhima.


(SANDY)

SHARE