ECONOMICS

Tawaran Digital Telkomsel Dinilai Mahal, Pelni: Jangan Profit Oriented Gitu

Suparjo Ramalan 05/09/2021 21:22 WIB

PT Pelni (Persero) mencatat adanya profit oriented dalam kerja sama dengan PT Telkomsel (Persero) untuk pengembangan ekosistem digital.

Tawaran Digital Telkomsel Dinilai Mahal, Pelni: Jangan Profit Oriented Gitu. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - PT Pelni (Persero) mencatat adanya profit oriented dalam kerja sama dengan PT Telkomsel (Persero) untuk pengembangan ekosistem digital di sejumlah kapal milik Pelni. Pasalnya, harga yang ditetapkan Telkomsel tercatat mahal. 

Vice President Pemasaran Angkutan Penumpang Pelni, Sukendra, menilai, seharusnya Telkomsel mempertimbangkan tugas yang dijalankan pihaknya sebagai public service obligation (PSO) atau pelayanan publik.

Artinya, Pelni sebagai BUMN di sektor transportasi laut bekewajiban menjalankan rute kapal ke daerah-daerah dengan keterbatasan akses transportasi, seharusnya didukung Telkomsel sebagai perusahaan pelat merah di sektor telekomunikasi. Dukungan yang dimaksud berupa pemberian pelayanan Base Transceiver Station (BTS) dan internet dengan harga murah.

"Mungkin dengan bantuan media sampaikan ke Telkomsel dalam segi pelayanan seharusnya jauh lah antara profit oriented dan pelayanan harus seimbang, jangan profit oriented di atas gitu," ujar Sukendra, Minggu (5/9/2021). 

Sukendra mengakui kerja sama antara dua perseroan negara itu sudah berlangsung lama. Khususnya, penyediaan provider Telkomsel di sejumlah kapal milik Pelni. 

Perkaranya, 26 armada kapal yang dioperasikan perusahaan dituntut melakukan transformasi ke arah ekosistem digitalisasi. Hanya saja, Pelni terbebani anggaran karena fokus operasional kapal didominasi oleh penugasan dan bukan komersialisasi. 

Pada aspek ini, perseroan terbebani anggaran untuk mendanai pelayanan kapal secara digital. Pelni sendiri membutuhkan subsidi atau anggaran operasional kapal sebesar Rp 4 triliun. Dana segar itu akan dialokasikan manajemen untuk meningkatkan sistem layanan hingga capital expenditure (capex) sejumlah armada kapal. 

Sayangnya, nilai capex yang diterima perseroan sejauh ini masih di bawah kebutuhan. Misalnya, pada 2020 lalu perusahaan mengajukan anggaran PSO sebesar Rp3,8 triliun, namun anggaran itu hanya disetujui di angka Rp 2 triliun saja. 

Meski begitu, manajemen secara perlahan menjalankan tuntutan yang diberikan pemegang saham. Salah satunya meningkatkan sistem digital. 

Sukendra juga menjelaskan, pihaknya sudah menerima tawaran kerja sama dengan sejumlah perusahaan telekomunikasi di dalam negeri dengan biaya yang relatif lebih murah. Misalnya, Indosat dan XL. Namun, pihaknya masih membahas tempat pemasangan provider. 

"Memang sih, kami sudah disenggol sama provider lain seperti Indosat, XL,  sementara kesulitan kami itu adalah tempatnya, karena ini kapal bukan tanah, kalau tanah tingga tancap sebelahnya, tancap sebelahnya, kalau kapal ini spek tempatnya terbatas," ungkap dia. (TYO)

SHARE