ECONOMICS

Telan Dana Rp1,4 Triliun, Renovasi Faskes dan Hunian Tetap akibat Gempa Palu akhirnya Rampung

Iqbal Dwi Purnama 27/03/2024 12:10 WIB

Telan Dana Rp1,4 Triliun

Pemerintah merampungkan perbaikan sejumlah fasilitas kesehatan, pendidikan, hunian tetap usai gempa Palu (Setkab)

IDXChannel - Pemerintah merampungkan perbaikan sejumlah fasilitas kesehatan, pendidikan, hunian tetap berikut infrastruktur permukiman pascabencana Sulawesi Tengah pada 2018 silam.

Secara keseluruhan, total anggaran yang dibutuhkan untuk renovasi beberapa infrastruktur tersebut sebesar Rp1,4 triliun.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, penanganan pascabencana Sulteng meliputi tahap tanggap darurat, rehabilitasi dan rekonstruksi. 

"Pendekatannya adalah build back better, tidak sekadar membangun dengan kerentanan yang sama," ujar Menteri Basuki, Rabu (27/3/2024). 

Adapun fasilitas yang rampung dikerjakan seperti Gedung Anutapura Medical Centre (AMC) RSUD Anutapura yang dilaksanakan konstruksinya pada tahun 2021 sampai tahun 2024.

Pembangunan gedung tersebut berdiri diatas lahan seluas 19.000 m2 dengan anggaran Rp244 miliar dilengkapi dengan IGD, Kebidanan, Poliklinik, Radiologi, Lab, Ruang Rawat Inap, dan Instalasi Bedah Sentral. 

Selain itu juga dilakukan rekonstruksi UIN Datokarama Palu yang dibangun sejak 2020 dengan biaya Rp139 miliar di atas lahan seluas 34.000 m2. Rekonstruksi ini meliputi sarana bangunan belajar gedung perkukiahan, auditorium, student centara, fasilitas okahraga serta fasilitas pendukung lainnya. 

Terkahir pembangunan Hunian Tetap (Huntap) dan infrastruktur permukiman pascabencana yang telah dibangun sejak 2019-2024, dengan total biaya Rp1,05 triliun meliputi pembangunan Huntap sebanyak 3724 unit senilai Rp. 483 miliar, serta infrastruktur permukiman senilai Rp571 miliar.

Sementara itu, Direktur Jenderal (Dirjen) Cipta Karya Kementerian PUPR Diana Kusumastuti mengatakan, untuk rekonstruksi RSUD Anutapura dilaksanakan dengan dana loan IRSL JICA (Japan International Cooperation Agency) dan mengadopsi teknologi dari Jepang melalui kerja sama dengan JICA dikerjakan kontraktor PT Adhi Karya. 

"Apabila dibandingkan dengan gedung sebelumnya ini jauh lebih baik, apalagi ditambah dengan teknologi tahan gempa, sehingga kami pelayan kesehatan merasa lebih aman," katanya.

(NIY)

SHARE