Telan Dana Rp2,7 Triliun, Bendungan Temef NTT Bisa Jadi Pembangkit Listrik
- Bendungan Temef di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur (NTT) berpotensi menjadi Pembangkit Listrik Tenaga Mikro (PLTM) sebesar 2 x 1,0 Mw.
IDXChannel - Bendungan Temef di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur (NTT) berpotensi menjadi Pembangkit Listrik Tenaga Mikro (PLTM) sebesar 2 x 1,0 Megawatt (Mw). Bendungan ini baru saja diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) Rabu (2/10).
Bendungan yang dibangun dengan nilai investasi sebesar Rp2,7 triliun tersebut dapat menyediakan air baku dengan debit 131 liter per detik untuk beberapa kawasan di NTT, seperti Kecamatan Polen, Noemuti Timur, serta Kabupaten Malaka dengan 28.000 keluarga.
Direktur PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT), Muhammad Hanugroho mengatakan, letak bendungan mencakup tiga desa pada dua kecamatan, yakni Desa Oenino dengan Desa Pane Utara, Kecamatan Oenino, serta Desa Konbaki, Kecamatan Polen.
Kehadiran Bendungan Temef, lanjutnya, akan memberikan manfaat bagi irigasi seluas 4.500 hektare (ha), yang terdiri dari Daerah Irigasi (DI) Haekto dan DI Malaka, sekaligus mendukung lumbung pangan di kawasan tersebut.
“Pembangunan bendungan tersebut diiringi dengan metode modernisasi irigasi, melalui pengembangan inovasi dan pengelolaan irigasi yang mengandalkan suplai air dari bendungan. Hal ini turut meningkatkan produktivitas sektor pertanian di wilayah tersebut,” ujar pria yang akrab disapa Oho, Rabu (2/10).
Dia memastikan, manfaat bendungan tidak terbatas pada peningkatan ketahanan air dan pangan nasional. Melainkan sebagai pengembangan kawasan pariwisata.
“Tentunya hal ini dapat membantu pemerintah setempat dan negara dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi lokal. Peluang masyarakat sebagai pelaku bisnis UMKM lokal untuk meningkatkan bisnisnya pun semakin besar,” ujar Oho.
Bendungan Temef terbagi menjadi empat paket pekerjaan. Paket I dikerjakan oleh Kerja Sama Operasi (KSO) PT Waskita-Bangunnusa, lalu Paket IV digarap oleh KSO PT Waskita-Bahagia-Guntur. Sedangkan Paket II dan III dikerjakan oleh KSO PT Nindya-Bina Nusa Lestari.
Sebelumnya, Jokowi mengatakan, air menjadi kunci kemakmuran di NTT. Keberadaan air memiliki manfaat besar bagi petani untuk menanam padi, jagung, dan singkong.
“Tanpa air, jangan membayangkan provinsi kita NTT akan makmur dan sejahtera. Oleh sebab itu, dalam 10 tahun pemerintah telah membangun empat bendungan di NTT, satu Bendungan Rotiklot, dua Bendungan Raknamo, tiga Bendungan Napun gete, dan yang sekarang Bendungan Temef di Timor Tengah Selatan,” kata Jokowi.
Dia menambahkan, Bendungan yang sudah dibangun sejak 2017 itu sangat besar karena memiliki luas genangan mencapai 297 hektare (ha) dan dapat menampung air hingga 45 juta meter kubik (m3). Bendungan Temef, sambungnya, juga mampu mereduksi banjir di Kabupaten Timor Tengah Selatan serta Kabupaten Malaka.
“Bendungan Temef ini dibangun dengan biaya Rp2,7 triliun. Ini untuk masyarakat NTT,” kata Jokowi.
Dia memastikan, pada Januari 2025, air di Bendungan Temef sudah terisi penuh atau 100 persen. Sementara saat ini, baru terisi sekitar 20 persen.
(Fiki Ariyanti)