ECONOMICS

Tepis Isu RI Alami Deindustrialisasi, Menperin: Manufaktur Kita Sangat Sehat

Iqbal Dwi Purnama 07/03/2024 11:15 WIB

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menepis pandangan bahwa Indonesia tengah memasuki era deindustrialisasi.

Tepis Isu RI Alami Deindustrialisasi, Menperin: Manufaktur Kita Sangat Sehat. (Foto MNC Media)

IDXChannel - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menepis pandangan bahwa Indonesia tengah memasuki era deindustrialisasi. Ia memastikan industri di Tanah Air dalam keadaan baik.

Salah satu buktinya, lanjut Agus, sektor ini mencetak Purchasing Managers' Index (PMI) di fase ekspansi selama 30 bulan beruntun.

"Manufaktur kita sangat sehat sekali, very health. Jadi yang menarasikan deindustrialisasi itu bukan figur yang kami anggap dia paham sedikit saja tidak. Jadi kami pikir ini agenda settingan," kata Menperin Agus Gumiwang kepada wartawan di Bali, Kamis (7/3/2024).

Sementara itu, dari data yang dirilis oleh S&P Global menunjukkan capaian PMI Manufaktur Indonesia tetap berada dalam fase ekspansi 52,7 pada Februari 2024. Sedangkan dari Indeks Kepercayaan Industri (IKI) Februari 2024 mencapai 52,56, meningkat 0,21 poin dibandingkan Januari 2024.

Di sisi lain, rata-rata pertumbuhan PDB industri manufaktur Indonesia mencapai 3,44 persen (2014-2022), lebih tinggi dari pertumbuhan dunia maupun OECD (data world bank), dengan kontribusi mencapai 19,9 persen.

Nilai Manufacturing Value Added Indonesia tahun 2021 yang mencapai USD288 miliar (data UNStats), menunjukkan Indonesia merupakan salah satu power house manufaktur dunia. Ekspor produk Industri nonmigas menyumbang 72,24 persen ekspor Indonesia (tahun 2023). 

Penyerapan tenaga kerja hingga 19,29 juta orang (naik 23,5 persen dibandingkan 2014), dan investasi sektor industri yang mencapai Rp3.031,85 triliun selama satu dekade menunjukkan bahwa industri manufaktur tetap kuat dalam menghadapi resesi global saat ini.

"Ini menjadi bukti nyata bahwa sektor manufaktur Indonesia masih sangat kuat dan sehat," terang Agus.

Lebih lanjut, Agus menegaskan, industri manufaktur Indonesia sedang tidak dalam deindustrialisasi. Hal ini ditopang dengan data-data yang ada sudah membuktikan.

"Dengan data-data yang ada, kalau mereka mau menuduh manufaktur tengah deindustrialisasi itu bukan di Indonesia, tapi di dunia," tegasnya.

"Jadi mereka ini sudah bergeser dari menarasikan bahwa industri di Indonesia sedang deindustrialisasi, sekarang mencoba memakai indikator tambahan yaitu investasi. Ya semakin kecebur dia kalau pakai pendekatan investasi karena investasi manufaktur Indonesia datanya setiap tahun selalu naik terus," imbuhnya.

Oleh karena itu, dirinya menekankan bahwa perlu perhatian lebih untuk meningkatkan performa sektor industri manufaktur melalui kebijakan-kebijakan yang strategis.

(YNA)

SHARE