Terbukti Berhasil, Menkeu Ungkap Jurus Pemerintah Redam Inflasi
Dalam meredam inflasi, Menkeu mengatakan pemerintah Indonesia memilih untuk melindungi permintaan domestik.
IDXChannel - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan dalam menghadapi tekanan dari melonjaknya harga pangan dan energi dunia, pemerintah Indonesia memilih untuk melindungi permintaan domestik.
Ini tentunya memiliki konsekuensi terhadap sisi fiskal, di mana subsidi menjadi meningkat drastis, seperti subsidi BBM melonjak hingga lebih dari tiga kali lipat.
"Dan itu menjadi pilihan kebijakan. Dari situ bisa dilihat bahwa permintaan rumah tangga meningkat, tetapi di sisi lain kami harus membuat pilihan lain. Apakah kita harus menyerap semua shocknya, atau kita harus membiarkannya mengalir begitu saja? Jadi September lalu kami memutuskan untuk menaikkan harga BBM hingga 30%," ujar Sri dalam Bloomberg CEO Forum - G20 Side Event di Bali, Jumat(11/11/2022).
Pihaknya saat itu berekspektasi bahwa inflasi akan naik menjadi 6,8%. Tapi yang terjadi, inflasi hanya meningkat menjadi 5,9% dan sekarang 5,7%. Deflasi terjadi di September dan Oktober.
"Kenapa Indonesia bisa melakukannya? Karena koordinasi antara pemerintah pusat, dengan Presiden Jokowi mengamati akar inflasinya secara detail, dan pemerintah daerah hingga lokal," ungkap Sri.
Dia juga menceritakan tentang apa yang dia diskusikan dengan para gubernur bank sentral dalam pertemuan G20 lalu di Washington DC.
"Kalau Anda semua dari kebijakan moneter menaikkan suku bunga karena Anda harus melakukannya, itu seperti halnya Anda menggunakan spektrum putih dari antibiotik, tentunya akan mempengaruhi seluruh badan dari ekonomi. Tapi kalau sumber inflasinya dari sisi suplai, Anda tidak bisa hanya menggunakan kenaikan suku bunga untuk meredam inflasinya Anda harus melihat di sisi suplainya, itulah yang dilakukan Indonesia," papar Sri.
Dia mengatakan hal ini tentunya baik. Buktinya, sisi konsumsi Indonesia masih cukup kuat di kuartal III-2022, pendapatan rumah tangga middle up juga memegang peran kuat dalam mendukung pemulihan.
"Kami juga sudah berdiskusi dengan DPR RI terkait defisit APBN 2023, dan kami berkomitmen untuk mengurangi defisit hingga ke 2,84%. Kami secara hati-hati mengkalibrasi, dan kami juga tidak sepenuhnya buta bahwa kondisi global akan benar-benar dinamis, kami harus terus bersiap untuk apapun, misal harga komoditas bisa menanjak tinggi tapi kemudian menurun kembali," pungkas Sri. (NIA)