Terdorong Kenaikan Harga BBM, Inflasi DIY Capai 5,14 Persen
Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran.
IDXChannel - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi year on year (y-o-y) Yogyakarta pada bulan April 2023 sebesar 5,14 persen.
Dengan catatan indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 117,04, andil terbesar yang mendorong terjadinya inflasi di DIY adalah kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) sebesar 0,82 persen.
Menurut Kepala BPS DIY, Herum Fajarwati, pada April 2023 terjadi inflasi year on year (y-on-y) sebesar 5,14 persen.
Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran.
Pihaknya mencatat kelompok makanan, minuman, dan tembakau naik sebesar 7,05 persen. kelompok pakaian dan alas kaki naik sebesar 2,38 persen.
Kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar naik 2,53 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga naik sebesar 2,75 persen.
Kelompok kesehatan sebesar 5,38 persen, kelompok transportasi sebesar 9,56 persen, kelompok rekreasi, olahraga dan budaya sebesar 2,08 persen, kelompok pendidikan sebesar 3,91 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 5,48 persen erta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 6,11 persen.
"Sementara kelompok yang mengalami penurunan indeks yaitu kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,18 persen," ujar Herum.
Tingkat inflasi month to month (m-to-m) pada April 2023 sebesar 0,22 persen dan tingkat inflasi year to date (y-to-d) April 2023 sebesar 1,27 persen. Komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi y-on-y pada April 2023, antara lain bensin, beras, rokok kretek filter, bahan bakar rumah tangga, akademi/perguruan tinggi, tarif kereta api, teh siap saji, angkutan udara, emas perhiasan, kontrak rumah, telur ayam ras, bawang merah, nasi dengan lauk, es, dan bakso siap santap.
" Sementara komoditas yang memberikan andil/sumbangan deflasi y-on-y, antara lain minyak goreng, daging ayam ras, kelapa, terong, telepon seluler, TV berwarna, dan daun melinjo," tutur Herum.
Beberapa komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi m-to-m pada April 2023, antara lain jasa angkutan udara, rokok kretek filter, emas perhiasan, tarif kereta api, kembang kol, tomat, brokoli, beras dan bayam.
Selain itu ada juga kue kering berminyak, kacang panjang, bawang putih, makanan ringan/snack, semangka, tarif kendaraan roda empat online, apel, pir, jeruk, angkutan antar kota, dan buncis.
Pada April 2023, kelompok pengeluaran yang memberikan andil/sumbangan inflasi y-on-y, yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 1,60 persen, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,13 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,46 persen.
Juga kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,15 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,13 persen, kelompok transportasi sebesar 1,37 persen serta kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,05 persen.
Lalu kelompok pendidikan sebesar 0,26 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,67 persen, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,35 persen.
Sementara kelompok pengeluaran yang memberikan andil/sumbangan deflasi y-on-y, yaitu kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,01 persen.
Di lain pihak, kelompok Transportasi pada April 2023 mengalami inflasi y-on-y sebesar 9,56 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 108,71 pada April 2022 menjadi 119,10 pada April 2023. Subkelompok yang mengalami inflasi y-on-y tertinggi, yaitu subkelompok pengoperasian peralatan transportasi pribadi sebesar 14,09 persen dan terendah yaitu subkelompok pembelian kendaraan sebesar 1,14 persen.
"Informasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan mengalami deflasi y-on-y sebesar 0,18 persen, atau terjadi penurunan indeks dari 99,79 pada April 2022 menjadi 99,61 pada April 2023," tegas Herum. (TSA)