Terkait Perpanjangan PPKM, IAKMI Sebut Tolak Ukur Covid-19 Ada di DKI Jakarta
DKI Jakarta adalah titik tumpu dari pandemi Covid-19. Pasalnya, hingga Minggu (1/8) kasus harian di Jakarta masih mengalami kenaikan.
IDXChannel - Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Hermawan Saputra menyebut DKI Jakarta adalah titik tumpu dari pandemi Covid-19. Pasalnya, hingga Minggu (1/8) kasus harian di Jakarta masih mengalami kenaikan.
Berdasarkan hal itu, kebijakan memperpanjang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 4 akan diumumkan hari ini. Sebab masih dikoordinasikan oleh pihak terkait.
Menyoroti hal ini, Hermawan mengatakan pendekatan PPKM terkesan parsial. Kesan ini karena akan menggeser zona dari yang sebelumnya zona merah menjadi zona kuning atau hijau. Tetapi bagi zona hijau ataupun kuning ketika tidak di intervensi dengan PPKM maka ada pada risiko kenaikan kasus Covid-19.
“Itu yang terjadi juga di dalam Pulau Jawa apalagi di luar Pulau Jawa. Makanya tren kenaikan di luar Pulau Jawa ini meninggi. Ini kan predictable. Jadi pendekatan PPKM yang sifatnya parsial khusus wilayah Ibu Kota akan menjadi rumit,” ujarnya secara virtual di Jakarta, Senin (2/8/2021).
Ia menuturkan DKI Jakarta tidak pernah untuk tidak mengeluarkan kebijakan. Sejak PSBB pertama kali kemudian berperiode hingga melakukan transisi sampai hari ini DKI Jakarta selalu dalam pengetatan.
Namun, menurutnya, DKI Jakarta tidak sepenuhnya mampu mengendalikan Covid-19 secara signifikan. Sebab, DKI Jakarta adalah Ibu Kota dari segala urusan. Seperti Ibu Kota Pemerintahan, Bisnis, Informasi, Perdagangan, Pendidikan dan sektor lainnya.
“Jadi ini akan menjadi simpul. Artinya, DKI Jakarta yang tadinya menjadi epicentrum tetapi kini DKI Jakarta akan menjadi Indonesia success maker untuk Covid-19,” ucapnya.
Sehingga, kata dia, tolak ukur kemampuan Indonesia untuk mengontrol pandemi Covid-19 ini dilihat dari kemampuan penanganan di DKI Jakarta.
Hermawan menuturkan jika sekarang ini terjadi pelandaian kasus harian dan signifikansi terjadi di DKI Jakarta, itu disebabkan karena adanya pembatasan aktivitas.
“DKI Jakarta ini kan kategori urban dimana perkantoran, perbelanjaan, aktivitas sosial, pendidikan dan lain-lain semua dalam keadaan yang terbatas selama era PPKM Darurat dan PPKM Level 4. Maka itu mobilitas terbatas dan akan terjadi pelandaian. Itu natural saja,” terang dia.
“Pergeseran terjadi dari DKI Jakarta yang urban ke daerah pinggiran dan pedesaan. Makanya tidak heran di Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah itu kasusnya naik sebenarnya,” sambungnya.
Berdasarkan hal itu, ia menyampaikan dengan keberagaman provinsi di Indonesia, pada masa mendatang kemungkinan Indonesia tidak dapat keluar dari pandemi Covid-19 secara serentak.
Kemudian, ketika Indonesia tidak mampu melakukan penanganan secara kompak, maka DKI Jakarta yang menjadi titik tumpu yang harus memiliki health system resilience atau sistem kesehatan dengan daya tahan yang baik.
“Kita harus fokus dengan DKI Jakarta. Oleh karena itu, DKI Jakarta tidak bisa cepat-cepat berpuas diri dengan pencapaian yang ada sekaligus tetap waspada dan mengukur langkah-langkah yang terukur dan sistematis,” tandasnya. (NDA)