ECONOMICS

Terungkap, Muka Tanah di Jakarta Amblas Satu Meter Setiap 10 Tahun

Iqbal Dwi Purnama 05/11/2024 02:11 WIB

Menko Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Wilayah, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengungkapkan fakta terbaru soal penurunan muka tanah di Jakarta.

Terungkap, Muka Tanah di Jakarta Amblas Satu Meter Setiap 10 Tahun (foto iqbal)

IDXChannel - Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Wilayah, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengungkap fakta bahwa muka tanah di Jakarta Utara (Jakut) turun 10 cm setiap tahunnya.

Sehingga, kata AHY, jika dikalkulasikan selama 10 tahun atau dua periode presiden, permukaan tanah di Jakarta, khususnya bagian Utara sudah amblas sekira satu meter.

"Muara Baru di Jakarta Utara ini juga termasuk daerah yang land subsidence-nya itu paling parah. Setiap tahun itu bisa turun permukaan tanahnya hingga 10 cm. Jadi kalau 10 tahun itu satu meter," kata AHY di Jakarta Utara, Senin (4/11/2024).

AHY mengatakan, permukaan air laut juga terus mengalami peningkatan akibat pemanasan global. Fenomena inilah yang menurutnya dapat mengancam wilayah pesisir Jakarta tenggelam.

"Satu meter itu cukup dalam. Tentunya ini bisa terjadi banjir (rob). Kita perlu memproyeksikan bagaimana Jakarta 5, 10, 20 tahun ke depan, apa yang sebetulnya menjadi tantangan kita," ujar AHY.

Dia menuturkan, penurunan muka tanah juga dipercepat, salah satunya akibat pengambilan air tanah oleh masyarakat. Sehingga salah satu yang menjadi solusi dari pemerintah adalah menekan penggunaan air tanah.

AHY menyebut, Jakarta telah memiliki tiga SPAM tambahan yang nantinya berguna untuk menyuplai kebutuhan air masyarakat, seperti SPAM Regional Jatiluhur I, SPAM Regional Karian-Serpong, dan SPAM Ir. H. Djuanda.

SPAM Regional Jatiluhur I mampu menyediakan air 4.000 liter per detik, SPAM Regional Karian-Serpong 3.200 liter per detik, dan SPAM Ir. H. Djuanda dengan indikasi sebesar 2.054 liter per detik. 

"Kementerian PU selama ini berupaya juga untuk menambah suplai air dari Jatiluhur, dari Karian yang tengah dibangun saat ini agar cukup atau paling tidak mengurangi kebutuhan kita mengambil air tanah," kata AHY.

(Fiki Ariyanti)

SHARE