ECONOMICS

Teten Ungkap Strategi Pemerintah Dorong Pertumbuhan Ekonomi Inklusif

Ikhsan Permana SP/MPI 23/08/2023 08:41 WIB

Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki mengungkap tantangan dalam mempromosikan model Bisnis Inklusif (IB) di ASEAN.

Teten Ungkap Strategi Pemerintah Dorong Pertumbuhan Ekonomi Inklusif. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Kehadiran peserta dari negara-negara di ASEAN dalam Side Event of The 6Th ASEAN Inclusive Business Summit menandakan komitmen komunitas ASEAN untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan membangun masa depan yang lebih adil dan berkelanjutan untuk semua pihak.

Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki mengatakan salah satu tantangan dalam mempromosikan model Bisnis Inklusif (IB) utama di ASEAN adalah kurangnya kesadaran mengenai bisnis inklusif secara luas.

“Untuk itu, acara ini dapat meningkatkan kesadaran, memfasilitasi kemitraan strategis, dan menggerakkan sumber daya untuk mengatasi masalah ini,” kata Menteri Teten saat memberikan closing remarks dalam agenda Side Event of 6Th ASEAN Inclusive Business Summit 2023 yang mengusung tema ‘Collaboration For A More Inclusive ASEAN' di Nusa Dua, Bali, dilansir dari keterangan tertulis, Rabu (23/8/2023).

Dia menyatakan, hasil dari acara ini mencerminkan tonggak kritis dalam perjalanan kita menuju praktik bisnis inklusif dan bertanggung jawab. 

Menurutnya semua pihak harus mengakui peran penting yang mereka mainkan dalam mempromosikan tanggung jawab sosial dan lingkungan, kesetaraan gender, dan pemberdayaan masyarakat.

“Koperasi dan Usaha Kecil Menengah menjadi tulang punggung ekonomi kita. Mereka mewakili semangat wirausaha, mendorong inovasi, menciptakan lapangan kerja, dan diversifikasi ekonomi,” ucap MenKopUKM.

Untuk itu, tambah Teten, penting bagi semua pihak untuk memberdayakan entitas usaha ini, memastikan mereka memiliki akses terhadap sumber daya, teknologi, dan pengetahuan, serta menciptakan lingkungan yang memfasilitasi pertumbuhan mereka.

Inklusivitas dalam bisnis berarti merangkul keragaman dan memberikan kesempatan bagi komunitas yang terabaikan untuk berpartisipasi sepenuhnya dalam kegiatan ekonomi. 

“Dengan mempromosikan prinsip-prinsip bisnis inklusif, kita dapat memastikan manfaat dari pertumbuhan ekonomi mencapai seluruh lapisan masyarakat kita, terutama mereka yang telah terabaikan secara historis,” yakin Teten.

MenKopUKM menegaskan, semua pihak yang terlibat untuk mendorong pendekatan kolaboratif, melibatkan pemerintah, pelaku sektor swasta, organisasi masyarakat sipil, dan organisasi yang memperjuangkan hak perempuan.

Bersama-sama dapat menciptakan kebijakan dan inisiatif yang mengatasi tantangan di zaman ini. Seperti perubahan iklim, ketimpangan, dan kemiskinan. 

“Kemitraan antara sektor publik dan swasta menjadi kunci dalam mendorong inovasi, memanfaatkan sumber daya, dan meningkatkan praktik bisnis inklusif dan bertanggung jawab,” tegas Menteri Teten.

Melalui acara ini, MenKopUKM turut mengajak berbagai pihak untuk berkomitmen terhadap nilai-nilai inklusivitas dan tanggung jawab. 

“Mari kita berjuang untuk menciptakan lanskap bisnis di mana setiap entitas-usaha, besar atau kecil, berperan dalam menciptakan ASEAN yang lebih adil, berkelanjutan, dan makmur bagi semua,” pungkas Teten.

(SLF)

SHARE