Tidak Semua Pasien Covid Perlu Obat, Cek Dulu Level Gejalanya
Setiap pasien punya respon tubuh yang berbeda-beda saat terpapar Covid-19 dan tidak semuanya memerlukan obat. Cek level gejalanya.
IDXChannel- Meski sama-sama dinyatakan terpapar Covid-19, tapi patut diingat setiap pasien punya respon tubuh yang berbeda-beda.
Maka dari itu, ada orang sudah terinfeksi bisa saja tidak mengalami gejala sakit apa pun, ada yang gejalanya ringan, sampai ada yang gejalanya langsung berat. Agar penanganannya tepat sasaran, inilah pentingnya untuk memahami perawatan pasien Covid-19 berdasarkan tingkat gejala yang dialami.
Mengutip akun Instagram resmi Kementerian Kesehatan RI, berikut paparan tata laksana perawatan pasien Covid-19 dari yang tanpa gejala, ringan, sedang sampai yang level kritis.
Tanpa gejala
Masuk kategori tanpa gejala, saat individu tersebut frekuensi napasnya di angka 12-20 kali per menit dan saturasinya kurang lebih 95 persen. Maka tempat merawatnya, cukup isolasi mandiri di rumah atau bisa juga karantina mandiri di fasilitas isolasi dari pemerintah.
Saat isolasi, bisa lakukan terapi penyembuhan dengan asupan vitamin C, D dan Zinc. Untuk lama perawatan, minimal 10 hari isolasi sejak pengambilan spesimen diagnosisnya terkonfirmasi.
Ringan
Ada gejala yakni demam, batuk ( biasanya batuk kering ringan), kelelahan ringan, anoreksia, sakit kepala, hilang kemampuan indera penciuman (anosmia), hilang kemampuan indera pengecapan (ageusia), nyeri tulang, nyeri tenggorokan, pilek dan bersin, mual, muntah, nyeri perut, diare, konjungtivitas, merah-merah di kulit, perubahan warna pada jari-jari kaki, frekuensi napas 12-20 kali per menit dengan saturasi kurang lebih 95 persen.
Di level ini, pasien bisa isolasi mandiri di rumah (bagi yang memenuhi syarat) atau dikarantina di fasilitas isolasi pemerintah. Terapi penyembuhannya, bisa dengan asupan Oseltamivir atau Favipiravir, Azritomisin, serta vitamin C, D dan Zinc.
Lama perawatannya, isolasi minimal 10 hari sejak munculnya gejala ditambah minimal 3 hari bebas demam dan gejala pernapasan.
Sedang
Dikatakan sudah level medium, saat gejalanya mulai dari demam, batuk ( biasanya batuk kering ringan), kelelahan ringan, anoreksia, sakit kepala, hilang kemampuan indera penciuman (anosmia), hilang kemampuan indera pengecapan (ageusia), nyeri tulang, nyeri tenggorokan, pilek dan bersin, mual, muntah, nyeri perut, diare.
Ada juga konjungtivitas, merah-merah di kulit, perubahan warna pada jari-jari kaki, sesak napas tanpa distress pernapasan, frekuensi napas 20-30 kali per menit dan angka saturasi kurang dari 95 persen.
Sudah di level ini, maka tempat perawatannya harus di RS Lapangan, RS Darurat Covid-19, RS Rujukan dan RS Non-Rujukan. Terapinya menggunakan obat-obatan yang harus berdasarkan resep dokter, Favipiravir, Remdesivir 20mgIV, Azritomisin, Kortikosteroid, vitamin C, D dan Zinc, antikoagulan LMWH/UFH based on evaluasi dokter penanggung jawab (DPJP).
Pengobatan penyakit penyerta (komorbid) bila ada, ditambah terapi O2 secara non-invasif dengan arus sedang hingga tinggi (HFNC). Lama perawatannya, isolasi minimal 10 hari sejak munculnya gejala ditambah minimal 3 hari bebas gejala.
Berat
Kategori kritis atau berat, jika sudah mengalami gejala yakni demam, batuk ( biasanya batuk kering ringan), kelelahan ringan, anoreksia, sakit kepala, hilang kemampuan indera penciuman (anosmia), hilang kemampuan indera pengecapan (ageusia), nyeri tulang, nyeri tenggorokan, pilek dan bersin, mual, muntah, nyeri perut, diare, konjungtivitas, merah-merah di kulit.
Selain itu, perubahan warna pada jari-jari kaki, sesak napas tanpa distress pernapasan, frekuensi napas lebih dari 30 kali per menit dan saturasi kurang dari 95 persen, serta ada sesak napas dengan distress pernapasan.
Kondisi kritis ARDS (gagal napas), sepsis, syok sepsis, dan multiorgan failure. Pasien yang sudah kritis harus dirawat di ruang perawatan khusus seperti HCU atau ICU di rumah sakit rujukan.
Sama seperti pasien Covid-19 level sedang, untuk terapi pada pasien kritis, diberikan Favipiravir, Remdesivir 20mgIV, Azritomisin, Kortikosteroid, vitamin C, D dan Zinc, antikoagulan LMWH/UFH berdasarkan evaluasi dokter penanggung jawab (DPJP), ), pengobatan penyakit penyerta (komorbid) bila ada, HFNC/Ventilator, serta terapi tambahan.
Lama perawatan pasien Covid-19 level berat ini, lamanya sampai dinyatakan sembuh oleh dokter penanggung jawab dengan hasil swab PCR negatif dan klinis yang membaik.
Patut diperhatikan, selama masa perawatan tetap wajib mematuhi dan disiplin menjalankan protokol kesehatan, mengonsumsi makanan bergizi seimbang, melakukan pola hidup bersih dan sehat, menghindari stres, dan pastinya istirahat yang cukup serta rutin aktivitas fisik.
(IND)