Tiga Anak Usaha Mau Merger, ID FOOD Mau IPO?
Holding BUMN Pangan atau ID FOOD masih mempertimbangkan upaya subholing untuk melantai di bursa melalui mekanisme Initial Public Offering (IPO).
IDXChannel - Holding BUMN Pangan atau ID FOOD masih mempertimbangkan upaya subholing untuk melantai di bursa melalui mekanisme Initial Public Offering (IPO). Akan tetapi, perseroan masih berupaya melaksanakan merger terhadap sejumlah anak usahanya.
Direktur Utama ID FOOD, Frans Marganda Tambunan memastikan ada tiga anak perusahaan yang dimerger menjadi satu perusahaan baru yang bergerak bidang industri gula. Aksi korporasi ini untuk menguatkan posisi BUMN di sektor pangan.
Hanya saja, ihwal penawaran saham perdana di pasar modal masih dipertimbangkan pemegang saham.
Frans menyebut komoditas berupa gula, jagung, beras, dan produk-produk lainnya tidak hanya mengutamakan margin atau keuntungan, namun tetap mengedepankan kebutuhan dan keterjangkauan harga bagi masyarakat.
"Saat ini masih menjadi pertimbangan karena apa? Saat kita bicara komoditi penting, tentunya peran pemerintah menstabilisasi harga ini sangat penting, apakah nanti saat IPO, ini pemerintah bisa punya peran, karena tujuan IPO itu untuk memaksimalkan keuntungan. Saat kita bicara pangan pokok penting seperti beras, kemudian gula, jagung ini produk-produk yang kita tidak bicara margin saja, tapi adanya keterjangkauan harga untuk masyarakat dalam bisnis ini," ungkap Frans, Selasa (22/8/2022).
Selain melakukan merger, ID FOOD juga akan mendivestasikan aset empat anak usaha yang ditargetkan rampung pada semester I/2023. Saat ini proses koordinasi atas aksi korporasi tersebut terus dilakukan dengan Kementerian BUMN.
Frans menilai divestasi dilakukan lantaran ada anak usaha yang memiliki bisnis inti di luar sektor pangan pokok. Karena itu, diperlukan refocusing bisnis.
Adapun divestasi difokuskan hanya pada perusahaan pelat merah lainnya. Artinya empat anak usaha akan dijual ke BUMN lainnya. Keempat perusahaan ini di antaranya PT Mitra Rajawali Banjaran, produsen kondom yang berdiri sejak tahun 1986, PT Perkebunan Mitra Ogan, PT Mitra Kerinci, dan PT Laras Astra Kartika.
Frans memastikan Mitra Rajawali Banjaran akan dijual ke PT Bio Farma (Persero). Sementara Perkebunan Mitra Ogan akan dialihkan ke Holding Perkebunan Nusantara atau PTPN III.
"Masih terus berjalan (divestasi), ini dalam rangka refocusing bisnis ya, beberapa lini bisnis yang tidak terkait langsung dengan pangan seperti Farmasi kita divestasi ke Bio Farma, Agro Industri Perkebunan kita divestasi ke PTPN, jadi ini dalam rangka refocusing bisnis, agar ke depan yang ada dalam ID FOOD ini benar- benar fokus pada pangan pokok penting," tutur dia.
Meskipun fokus pemegang saham mengalihkan aset anak usaha kepada perusahaan negara lainnya, Frans menbuka peluang bagi swasta yang ingin turut berpartisipasi.
"Prioritas seperti itu, tapi tidak menutupi kemungkinan divestasi dilakukan dengan swasta juga," ujar dia. (TYO)