ECONOMICS

Tiket Masuk Batal Naik, Ini Langkah Sandiaga Kembangkan TN Komodo

Novie Fauziah 28/12/2022 13:32 WIB

Pemerintah membatalkan rencana menaikkan harga tiket masuk Taman Nasional (TN) Komodo, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT) Rp3,75 juta.

Tiket Masuk Batal Naik, Ini Langkah Sandiaga Kembangkan TN Komodo (FOTO: MNC Media)

IDXChannel - Pemerintah membatalkan rencana menaikkan harga tiket masuk Taman Nasional (TN) Komodo, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT) Rp3,75 juta. Sejumlah strategi telah ditetapkan agar kawasan tersebut tetap berkembang dan berkualitas pada 2023.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno mengungkapkan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) akan terus berupaya menghadirkan pariwisata yang semakin berkualitas dan berkelanjutan di berbagai destinasi wisata di Indonesia. 

"Salah satunya Taman Nasional Komodo, Labuan Bajo, NTT sebagai destinasi pariwisata super prioritas (DPSP)," katanya dalam Jumpa Pers Akhir Tahun (JPAT) di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Senin 26 Desember 2022.

Sandiaga mengatakan, walaupun pemerintah telah membatalkan kenaikan tiket masuk ke TN Komodo, upaya konservasi kawasan tersebut tetap menjadi fokus utama kementerian/lembaga terkait. 

Ia juga menjelaskan, pemerintah menyadari bahwa sektor pariwisata saat ini baru saja bangkit. Akan tetapi dengan adanya pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan, maka nantinya akan menjadi titik terang untuk semakin pulih.

"Oleh karena itu, untuk biaya konservasi akan kami utamakan. Dimana di sini lintas kementerian dan lembaga, akan berkoordinasi untuk menghadirkan langkah-langkah agar pembangunan infrastruktur yang terus kita siapkan di TN Komodo tidak akan mengganggu aktivitas pariwisata yang berkelanjutan," terangnya.

Selain TN Komodo, kata Sandiaga, rencana pembangunan kereta gantung atau cable car di destinasi wisata seperti di Rinjani, NTB dan Puncak, Jawa Barat juga akan didorong oleh Kemenparekraf. 

Hal itu karena, kereta gantung ini dapat menjadi alternatif transportasi yang ramah lingkungan. Sandiaga menyebut, khususnya untuk Puncak, karena kemacetan di kawasan tersebut sudah selalu berulang dan belum terpecahkan hingga sekarang. 

"Dan kemarin Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek telah melakukan kajian awal dan memberikan rekomendasi anggaran kereta otomatis dan kereta gantung itu sebesar Rp7,3 triliun. Namun Pemda Bogor masih menilai dan mengkaji anggaran tersebut," tuturnya.

Investor dari Arab Saudi dikatakan Sandiaga, telah menunjukkan ketertarikannya untuk menanamkan investasi pada pengembangan kereta gantung tersebut. Hal ini berdasarkan hasil kunjungan kerja Menparekraf ke Arab Saudi beberapa waktu lalu. 

"Karenanya tentu kami mendorong agar percepatan persiapan dari kereta gantung ini bisa diwujudkan bukan hanya di Bogor tapi juga di beberapa destinasi wisata lainnya," tutup Sandiaga. (RRD)

SHARE