ECONOMICS

Tiket Pesawat hingga Harga Cabai Naik, Waspada Inflasi Meningkat di Akhir 2023

Maulina Ulfa - Riset 27/12/2023 17:25 WIB

Sejumlah komoditas berpotensi menyumbang andil inflasi di pengujung 2023.

Tiket Pesawat hingga Harga Cabai Naik, Waspada Inflasi Meningkat di Akhir 2023

IDXChannel - Sejumlah komoditas berpotensi menyumbang andil inflasi di pengujung 2023. Hal ini disampaikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah 2023 pada Rabu (27/12/2023).

Hingga pekan ketiga Desember 2023, secara umum, BPS mencatat selalu terjadi inflasi pada Desember, di mana lajunya selalu lebih tinggi dibanding inflasi November.

"Tren inflasi Desember cukup berfluktuasi dari tahun ke tahun. Tahun 2022 masih sebesar 0,66 secara bulanan (mtm) dan memang sedikit lebih tinggi dibanding 2021. Dengan kondisi yang kurang lebih mencapai kondisi normal, kita harapkan Desember ini tidak lebih tinggi dibandingkan tahun lalu," ujar Direktur Statistik Harga BPS Windhiarso Putranto.

Berdasarkan data BPS, selalu terjadi inflasi cabai merah di bulan Desember pada 3 tahun terakhir. Inflasi cabai merah cukup terkendali di tahun 2022 dan 2023. Kenaikan inflasi cabai merah selalu terjadi di sebagian besar kota di Indonesia sepanjang 2020-2021. (Lihat grafik di bawah ini.)

“BPS mencatat ada beberapa komoditas yang mendorong andil inflasi pada Desember 2023. Di antaranya angkutan udara, yakni komoditas cabai merah, cabai rawit, telur ayam ras, dan bawang merah,” imbuh Windhiarso.

Tarif angkutan udara juga menjadi komoditas yang cenderung memberi andil inflasi pada Desember. Angkutan udara menyumbang andil inflasi mencapai 0,03 persen. Meski demikian, angka ini lebih landai dibanding Desember 2021. Sementara telur ayam ras dan daging ayam ras masing-masing menyumbang andil inflasi mencapai 0,06 persen dan 0,04 persen. (Lihat tabel di bawah ini.)

 

Angkutan udara selalu memiliki andil inflasi pada akhir tahun karena permintaan yang tinggi untuk kebutuhan liburan menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru). Sebelumnya, data BPS pada November 2023 juga menunjukkan tarif angkutan udara berkontribusi sebesar 0,06 persen terhadap inflasi nasional. Sebagai informasi, di bulan November 2023, terjadi inflasi year on year (yoy) sebesar 2,86 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 116,08.

Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya seluruh indeks kelompok pengeluaran.

Pada kesempatan lain, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menyebut ada sejumlah faktor yang menyebabkan harga tiket pesawat mahal.

Menurut Budi kenaikan harga bahan bakar avtur menjadi faktor terbesar yang menyebabkan harga tiket pesawat masih tinggi.

Pasalnya, 40 persen biaya operasional penerbangan berasal dari pembelian bahan bakar avtur sehingga kenaikan harga avtur yang terjadi saat ini mempengaruhi total biaya operasi penerbangan.

Di samping itu, ketimpangan antara ketersediaan armada pesawat dan melonjaknya permintaan masyarakat menjadi pemicu harga tiket pesawat mengalami kenaikan pada masa libur akhir tahun ini.

AirNav Indonesia juga memproyeksikan jumlah penerbangan pada musim liburan Nataru 2023/2024 diperkirakan mengalami kenaikan sebesar 124 persen dibanding tahun 2022/2023 lalu. Angka proyeksi ini berdasarkan data permintaan extra flight dan slot penerbangan dari maskapai yang masuk.

AirNav Indonesia memprediksi, total pergerakan baik landing maupun take off pesawat akan mencapai sebanyak 5.076 pergerakan pada puncak arus mudik Nataru 23 Desember 2023, naik dari proyeksi tahun sebelumnya sebesar 4.225 pergerakan. Memasuki puncak arus balik, landing maupun take off pesawat diproyeksikan sebanyak 4.721 pergerakan, naik dibanding 3.713 pergerakan di tahun sebelumnya. (ADF)

SHARE