ECONOMICS

Timah (TINS) Akui Penambang Liar Salah satu Biang Kerok Rubi Rp400 Miliar di 2023

Atikah Umiyani/MPI 30/03/2024 08:23 WIB

PT Timah Tbk (Kode saham TINS) mengakui bahwa penambangan timah tanpa izin yang terjadi di Bangka Belitung akibat tata kelola pertimahan yang belum membaik

Timah (TINS) Akui Penambang Liar Salah satu Biang Kerok Rubi Rp400 Miliar di 2023(Foto: MNC media)

IDXChannel - PT Timah Tbk (Kode saham TINS) mengakui bahwa penambangan timah tanpa izin yang terjadi di Bangka Belitung akibat tata kelola pertimahan yang belum membaik, berdampak negatif pada bisnis pertimahan di Indonesia khususnya perseroan. 

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Timah Fina Eliani mengatakan, lambatnya pemulihan perekonomian global dan domestik, serta tekanan harga logam timah dunia di tahun 2023 akibat penguatan mata uang AS dan lemahnya permintaan timah karena tingginya persediaan LME berdampak pada menurunnya ekspor timah Indonesia sejak tahun 2022 sampai dengan saat ini.

"Kondisi ekonomi global dan domestik yang belum membaik serta lemahnya permintaan logam timah global ditengah aktifitas penambangan tanpa izin berdampak pada kinerja Perseroan di tahun 2023," jelas Fina dalam keterangan resminya, dikutip Sabtu (30/3/2024). 

Fina menuturkan, di tahun 2024 ini, perseroan fokus pada peningkatan produksi melalui penambahan alat tambang dan pembukaan lokasi baru, strategi recovery plan dan program efisiensi berkelanjutan.

"Manajemen optimis kinerja Perseroan di tahun ini akan lebih baik sesuai dengan target," imbuhnya. 

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, TINS membukukan rugi tahun berjalan sebesar Rp449,7 miliar di 2023 di tengah adanya kemelut kasus dugaan korupsi yang mendera perseroan.

Senada volume penjualan logam timah pun turun 69% menjadi sebesar 14.385 metrik ton dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat 20.805 metrik ton.

Begitu pula harga jual rerata logam timah sebesar USD26.583 per metrik ton atau lebih rendah 84% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar USD31.474 per metrik ton.

Sementara itu, TINS mencatat produksi bijih timah sebesar 14.855 ton atau turun 74% pada akhir 2023. Kemudian produksi logam timah sebesar 15.340 metrik ton atau turun 77%.

Hingga akhir 2023, TINS mencatatkan ekspor timah sebesar 92% dengan meliputi Jepang 17%; Korea Selatan 13%; Belanda 11%; India 9%; Taiwan 9% dan Amerika Serikat 8%.

Selanjutnya posisi nilai aset Perseroan pada 2023 sebesar Rp12,8 triliun, sementara posisi liabilitas sebesar Rp6,6 triliun, naik 9,7% dibandingkan posisi akhir 2022 sebesar Rp6,0 triliun. Posisi ekuitas sebesar Rp6,2 triliun, turun 11% dibandingkan posisi akhir 2022 sebesar Rp7,0 triliun seiring kerugian yang dialami Perseroan.

(DKH)

SHARE