Tingkat Konsumsi Musiman Jadi Pendorong Utama Perekonomian RI
Volume pergerakan kendaraan saat mudik lebaran di 2022 dinilai telah melonjak 40 persen dibandingkan dengan volume mudik pada 2019.
IDXChannel - Di Indonesia, suasana lebaran kali ini terasa jauh lebih semarak. Pasalnya, pada 2022 ini pemerintah lebih membuka ruang bagi umat yang merayakan Idul fitri untuk melakukan aktivitas berkumpul bersama keluarga. Pelonggaran aturan mudik jelang lebaran diberlakukan menyusul pandemi Covid-19 yang kian terkendali. Bahkan, pemerintah juga memberikan jadwal libur panjang untuk merayakan Idul fitri 1443 Hijriah.
Maka dari itu, sangat terasa bahwa animo untuk mudik di tahun ini terasa lebih tinggi dibandingkan dengan tahun sebelumnya, ketika masyarakat “diharuskan” menahan diri untuk mudik. Kementerian Perhubungan menilai bahwa arus mudik Idul fitri di 2022 bahkan lebih tinggi dibandingkan dengan saat sebelum pandemi.
Mengutip laman Indonesia.go.id, volume pergerakan kendaraan saat mudik lebaran di 2022 dinilai telah melonjak 40 persen dibandingkan dengan volume mudik pada 2019. Mengacu pada hasil survei Balitbang Kemenhub, sebanyak 85,5 juta orang berencana untuk melakukan mudik pada Idulfitri 2022. Adanya kebijakan libur bersama itu juga membuat Idulfitri 1443 kali ini menjadi lebaran yang akbar.
Hari libur nasional Idul fitri 1443 Hijriah dan cuti bersama Lebaran 2022 telah ditetapkan pemerintah. Sebagaimana diumumkan Presiden Joko Widodo (Jokowi), hari libur Idul fitri jatuh pada 2-3 Mei 2022, sedangkan cuti bersama pada 29 April dan 4-6 Mei 2022.
Menengok fenomena itu, kiranya bisa juga diprediksi perputaran uang di masa lebaran kali ini. Seperti diproyeksikan Bank Indonesia, kebutuhan uang di masyarakat pada Ramadan dan Idul fitri 2022 naik 13,4 persen menjadi Rp175,3 triliun dari realisasi 2021.
Tradisi berbagi rezeki di musim libur lebaran memberikan banyak efek yang positif dari sisi ekonomi, sosial, dan lainnya. Uang triliunan rupiah akan mengalir dari kota-kota besar ke daerah tujuan mudik dan 75 persen akan berputar di perdesaan.
Semakin besar peredaran uang di suatu daerah, maka semakin lama pula penyebaran ekonomi masyarakat desa. Tanpa langkah-langkah mitigasi, potensi jumlah uang yang beredar dalam arus kas yang mendasarinya diperkirakan mencapai Rp72 triliun.
Nilai ini, menurut Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, diperoleh dengan asumsi 40% dari puluhan juta penduduk melakukan kegiatan pariwisata di daerah tersebut dengan pengeluaran rata-rata Rp1,5 juta. Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif juga telah mengembangkan peta wisata untuk memudahkan wisatawan menikmati liburan panjang.
Dengan kartu nama, mobilisasi wisatawan ke tujuan wisata tertentu yang ramai dapat diarahkan ke desa wisata atau pusat ekonomi kreatif lainnya untuk menghasilkan arus kas yang wajar di wilayah tersebut.
Tentu saja, sejumlah strategi akan berkontribusi pada pemulihan ekonomi sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dalam perjalanan menuju pemulihan. Jelas, langkah repatriasi yang disertai dengan konsumsi publik yang kuat adalah peluang yang tidak bisa diabaikan oleh para pelaku usaha.
Dinamika musiman konsumsi yang tinggi dapat menjadi katalis utama pemulihan ekonomi nasional. Di sisi lain, selama bepergian dan berlibur di rumah, masyarakat diharapkan mengikuti protokol kesehatan yang bertujuan untuk menghindari lonjakan kasus Covid-19.
Tren penurunan kasus Covid-19 saat ini tidak boleh membuat masyarakat teralihkan, lesu atau lengah untuk tetap menerapkan protokol kesehatan saat beraktivitas di rumah. Selaras dengan keinginan Presiden Joko Widodo, komitmen pemerintah mengutamakan keselamatan, kenyamanan, kelancaran, dan kesehatan untuk beroperasi kembali. (SNP)