ECONOMICS

Tingkat Penjualan Tinggi, Sentul Masih Menjanjikan bagi Bisnis Perumahan

Dhera Arizona Pratiwi 16/02/2025 20:08 WIB

Kawasan Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dinilai masih sangat potensial bagi bisnis di sektor perumahan.

Tingkat Penjualan Tinggi, Sentul Masih Menjanjikan bagi Bisnis Perumahan. (Foto Istimewa)

IDXChannel - Kawasan Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dinilai masih sangat potensial bagi bisnis di sektor perumahan. Sebab, tingkat penjualan sejak 2020 hingga saat ini cukup bagus dan tinggi yaitu berkisar 70-90 persen.

"Sentul masih bervariasi kenaikannya (tingkat penjualan) 80-90 persen. Proyek baru-baru bisa 70 persen. Masih banyak yang cari karena masih asri, hijau," kata Associate Director Research & Consultancy Department PT Leads Property Services Indonesia (Leads Property) Martin Samuel Hutapea dalam diskusi dan peluncuran buku ‘I Wayan Madik Kesuma: Anak Bali yang Melanglang di Bisnis Properti’, di Sentul, Sabtu (15/2/2025).

Bahkan uniknya, kata dia, saat ini harga-harga hunian tapak di kawasan Sentul sudah mencapai di atas Rp1 miliaran per unit. Bahkan, ada yang mencapai hingga Rp3 miliar.

"Uniknya, 2019 itu harga rata-rata pasar di kawasan Sentul masih Rp800 jutaan, tahun lalu Rp1,3 miliar. Jadi walau tambahan harga berarti 10 persen per tahun, entah itu pemakai langsung atau investor, tapi kan berarti ini investasi yang baik," kata dia.

“Oleh karena itu, selagi masih ada rumah dengan harga sekitar Rp1 miliar di Sentul, maka sekarang merupakan saat yang tepat untuk membeli. Beli sekarang sebelum suatu saat nanti, harganya bisa mencapai Rp2 miliar hingga Rp2,5 miliar, bahkan lebih seperti di daerah Tangerang,” kata Martin.

Apalagi, Martin menuturkan, Sentul memiliki beberapa keunggulan yang setidaknya mencakup aksesibilitas langsung ke Jalan Tol Jagorawi, LRT Harjamukti, AEON Mall, IKEA, rumah sakit, restoran, fasilitas olah raga, rekreasi, sekolah, dan convention hall.

"Belum lagi ada akses tol langsung ke Bandara Sukarno-Hatta lewat Tol Cijago, cukup sejam dari Kota Bogor ke Sukarno-Hatta, padahal dulu butuh 1,5–2 jam," ujar dia.

Dalam kesempatan yang sama, Founder sekaligus Direktur Utama KAS Group I Wayan Madik Kesuma mengakui bisnis perumahan di Sentul masih sangat potensial. Bahkan, tren pertumbuhan harganya tak kurang dari 8 persen per tahun.

"Griya Laras Sentul (GLS) sejak dipasarkan pada 2017, saat itu, tipe terkecilnya dijual dengan harga Rp500 jutaan per unit, sekarang tipe itu sudah Rp800 jutaan," ujar Wayan.

Saat ini, di Griya Laras Sentul untuk Cluster London harganya Rp1,2 miliar untuk tipe 60/60. Lalu, Cluster Munich Rp1,7 miliar tipe 69/105.

"Saat ini, klaster terbaru kami, yakni Kopenhagen mendapat respons cukup bagus dari konsumen. Sudah ada lima konsumen yang memesan. Padahal, harganya Rp2 miliaran. Kopenhagen mengusung konsep rumah tiga lantai dengan luas tanah berkisar 91 m2 dan 115 m2," kata Wayan.

Dia pun optimistis penjualan di 2025 akan cukup potensial seiring adanya insentif dari pemerintah berupa Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP).

“PPN DTP akan menggerakkan pasar, saya mengucapkan terima kasih kepada pemerintah. Apalagi kami punya persediaan rumah siap huni di dua proyek, yaitu di Griya Laras Sentul 50 unit dan di proyek Dramaga, Geriya Selaras sebanyak 90 unit,” ujar Wayan.

Khusus di Griya Laras Sentul, jelas Wayan, pihaknya menghadirkan W Club, yakni club house seluas 1.000 m2. Bangunan serba guna itu dilengkapi dengan kolam renang, gym, dan ruang fungsional yang mampu menampung hingga 200 orang.

“Ruang fungsional ini bisa dimanfaatkan berbagai acara, mulai dari ruang pertemuan, untuk arisan, acara ulang tahun hingga resepsi pernikahan. kehadiran W Club juga dapat meningkatkan nilai properti di Griya Laras Sentul,” ujarnya.

(Dhera Arizona)

SHARE