Tingkat Vaksinasi Booster di Indonesia Rendah, Baru Mencapai 22,71 Persen
Vaksinasi dosis ketiga atau booster diyakini dapat menekan penularan subvarian BA.4 dan BA.5 yang telah masuk di Indonesia.
IDXChannel – Subvarian Covid-19 BA.4 dan BA.5 telah masuk ke Indonesia. Meski tidak terlalu berbahaya, namun penularannya bisa cukup cepat.
Duta Adaptasi Kebiasaan Baru, dr. Reisa Broto Asmoro, pun mengatakan pentingnya mempercepat vaksinasi dosis ketiga atau booster. Hal itu untuk menekan penularan varian baru Covid-19.
Terlebih lagi, jumlah masyarakat yang telah menerima vaksin ketiga masih rendah. Berdasarkan data yang dipaparkan Reisa, capaian vaksinasi booster di Indonesia baru mencapai 22,71 persen.
Sedangkan capaian vaksinasi dosis lengkap sudah berada di angka 80,55 persen. Dia pun mengimbau agar masyarakat segera melakukan vaksinasi booster.
Sebab, vaksinasi tersebut dapat menurunkan angka kesakitan dan fatal jika terinfeksi Covid-19. "Maka untuk menghadapi kenaikan kasus yang belakangan ini terjadi dan kedepannya, booster baru mencapai sekitar 48 juta orang hingga saat ini perlu segera ditingkatkan," jelasnya.
Di sisi lain, dia mengatakan subvarian Covid-19 BA.4 dan BA.5 tidak terlalu membahayakan. Hal itu dapat dilihat dari tingkat kematian yang ditimbulkan dari varian tersebut cukup lebih rendah dibandingkan delta atau omicron.
Reisa menyampaikan bahwa angka kematian dari subvarian baru itu hanya sepersepuluh dari omicron. Tingkat perawatan di rumah sakit pun rendah.
Mayoritas mereka yang terinfeksi dari varian baru itu hanya bergejala ringan. "Hanya ada satu yang mengalami gejala sedang dengan keluhan batuk, sesak napas, sakit kepala, mual muntah dan nyeri perut," ungkap dr Reisa Broto Asmoro di YouTube Sekretariat Presiden, dikutip Senin (20/6/2022). (FRI)