ECONOMICS

Tingkatkan Inklusi Keuangan, Program Kartu Prakerja Bantu Lima Juta Penerima Punya Rekening Bank 

Anggie Ariesta 03/02/2024 19:09 WIB

Program Kartu Prakerja berhasil membantu 5 juta orang untuk membuka rekening bank dan e-wallet pertama mereka.

Tingkatkan Inklusi Keuangan, Program Kartu Prakerja Bantu Lima Juta Penerima Punya Rekening Bank (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Program Kartu Prakerja berhasil membantu 5 juta orang untuk membuka rekening bank dan e-wallet pertama mereka. Total 11,1 juta orang telah ter-KYC pertama kali sejak mereka menjadi Penerima Prakerja.

Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan, dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, Kemenko Perekonomian, Mohammad Rudy Salahuddin mengatakan, angka ini menunjukkan bahwa Prakerja telah menjadi contoh nyata dampak positif program pemerintah terhadap perekonomian digital.

Oleh karena itu, inklusi keuangan menjadi sangat penting. Kolaborasi lintas sektor dengan OJK ini menjadi langkah nyata dalam mengukuhkan komitmen Prakerja untuk ikut serta mendukung pertumbuhan inklusi finansial.

"Kami menyambut baik kerjasama yang dibangun antara OJK dan Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja (atau PMO) dalam mendorong inklusi keuangan dan literasi keuangan ini. Apalagi Prakerja adalah program peningkatan keterampilan berskala besar," jelas Rudy dalam sambutannya di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (2/2/2024).

Survei Evaluasi Prakerja 2020-2023 menunjukkan hasil yang signifikan dalam penggunaan e-wallet di mana dari 5 juta Penerima yang terinklusi, sebanyak 4,6 juta Penerima pertama kali memiliki e-wallet dan 500 ribu Penerima lainnya memiliki rekening bank untuk pertama kalinya.

Selain itu, riset yang dilakukan oleh World Bank dan TNP2K (2022) menunjukkan bahwa hampir 90% penerima manfaat menganggap bahwa Kartu Prakerja telah menyediakan cukup pilihan Penyedia Jasa Pembayaran (PJP).

Ditambah, 96,4% penerima merasa puas terhadap mekanisme pembayaran insentif yang cepat. Pencapaian ini sangat penting, terutama dalam mendorong inklusi keuangan dari peserta di pulau-pulau terluar Indonesia.

Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari mengatakan, Prakerja berhasil mendorong inklusi keuangan, sudah ada 11.169.587 yang ter-KYC. Keberhasilan ini karena Prakerja memaksa ekosistem kami digital.

"Ditambah lagi dengan contact center yang handal, sehingga mereka yang belum paham bisa menjelaskan kepada peserta. Jadi Prakerja bisa diakses oleh siapapun termasuk penyandang disabilitas," ujar Denni.

Prakerja tidak hanya inklusif tetapi juga menekankan pada keamanan dalam penyaluran insentif. E-KYC Prakerja, yang terintegrasi dengan 6 Mitra Pembayaran Prakerja termasuk 2 bank konvensional dan 4 e-wallet, telah memastikan penyaluran dana yang aman serta mendorong peserta untuk memverifikasi rekeningnya saat berpartisipasi pada program Prakerja.

Inisiatif ini menjadi katalisator dalam penerapan konsep G2P 4.0, yang menggabungkan inklusivitas keuangan dengan teknologi digital. Pencapaian ini sejalan dengan target Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang menetapkan tujuan mencapai angka literasi keuangan sebesar 65% dan inklusi keuangan 93% pada tahun 2027.

Dalam rangka mencapai target ini, Prakerja telah secara resmi menandatangani Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan OJK untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan masyarakat Indonesia.

Prakerja dipilih sebagai mitra strategis OJK berkat dampak signifikan yang dihasilkan oleh program dalam menjangkau dan memberdayakan masyarakat Indonesia melalui pengembangan keterampilan.

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi mengatakan, kerja sama ini merupakan manifestasi dari komitmen kami untuk terus berinovasi dan berkontribusi pada peningkatan kualitas hidup masyarakat melalui edukasi keuangan.

Melalui kerjasama antara Prakerja dan OJK, peserta Prakerja dapat mengakses berbagai modul literasi keuangan OJK.

Adapun beberapa modul yang tersedia diantaranya adalah Modul Perencanaan Keuangan, Modul Pasar Modal, Modul Perusahaan Pembiayaan, Modul Digital Financial Literacy, dan sebagainya.

Kerja sama ini diharapkan tidak hanya meningkatkan literasi keuangan, tetapi juga membuka jalan bagi inklusi keuangan yang lebih luas, memberikan akses kepada masyarakat untuk memahami dan mengelola keuangan mereka dengan lebih baik.

Selain penandatanganan MoU, rangkaian acara juga diikuti dengan diskusi panel yang mendalam tentang cara-cara efektif untuk meningkatkan literasi keuangan di kalangan masyarakat Indonesia.

Kegiatan ini menandai awal dari serangkaian inisiatif bersama antara Prakerja dan OJK, yang akan terus berfokus pada peningkatan kapasitas dan kompetensi sumber daya manusia terutama pada peningkatan Literasi Keuangan dan Inklusi Keuangan melalui Program Kartu Prakerja.

(DES)

SHARE