Toyota Indonesia Targetkan Ekspor 300.000 Mobil di 2024
Julyanto mengakui adanya ketidakpastian ekonomi global dan memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia sekitar lima persen pada 2024.
IDX Channel – Toyota Indonesia mengeklaim telah berhasil mencatatkan ekspor 285.000 kendaraan utuh (completely build up/CBU) ke 100 negara tujuan di sepanjang 2023 lalu. Negara-negara tujuan tersebut tersebar di kawasan Asia, Amerika Selatan, Afrika, Timur Tengah, Australia, hingga Oseania.
Untuk tahun ini, pihak Toyota berambisi meningkatkan volume ekspor sebesar tiga persen, sehingga mencapai 300.000 unit hingga akhir tahun nanti. Jika berhasil, ini akan menjadi pencapaian ekspor tertinggi yang pernah dicapai oleh Indonesia.
"Target untuk kendaraan merek T tahun ini diharapkan dapat menyamai ekspor tahun lalu, atau bahkan meningkat tiga persen, mencapai 300.000 unit," ujar Presiden Direktur Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Nandi Julyanto, dalam keterangan resminya, Rabu (10/1/2024).
Kendaraan listrik memiliki peran krusial dalam mencapai prestasi ini. Kijang Innova Zenix Hybrid diekspor sebanyak 3.000 unit, sementara Yaris Cross Hybrid yang diperkenalkan pada pertengahan tahun sebelumnya berhasil mencapai angka 6.400 unit dalam ekspornya ke pasar internasional.
Respon positif terhadap kedua varian kendaraan listrik ini terlihat di berbagai wilayah seperti Asia, Afrika, Amerika Latin, dan Timur Tengah.
Menurut Julyanto, SUV Veloz dan Fortuner merupakan kendaraan yang paling banyak diekspor, dengan total melebihi 106.000 unit selama tahun 2023. Selain itu, Toyota Indonesia juga mengekspor kendaraan dalam bentuk terurai (completely knock down/CKD), mesin, komponen, dan fasilitas produksi seperti dies dan jig.
Julyanto mengakui adanya ketidakpastian ekonomi global dan memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia sekitar lima persen pada 2024.
"Di tahun yang penuh tantangan ini, kami menargetkan peningkatan ekspor kendaraan sebesar tiga persen hingga melampaui 300.000 unit. Berbagai upaya kami lakukan untuk mengakselerasi kinerja ekspor industri otomotif nasional dengan memperkenalkan varian kendaraan elektrifikasi yang lengkap dan sesuai dengan kebutuhan konsumen global," tutur Julyanto.
Julyanto menambahkan, sektor otomotif Indonesia memberikan kontribusi hingga 4% terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia. Sektor ini juga menciptakan lebih dari 1,5 juta lapangan kerja di seluruh rantai nilai otomotif, termasuk di UKM sektor komponen.
Sementara, Wakil Presiden Direktur TMMIN, Bob Azam, menjelaskan bahwa Toyota Indonesia telah memulai produksi kendaraan elektrifikasi, termasuk Kijang Innova Zenix dan Yaris Cross hybrid. Kedua mobil ini menggunakan baterai lokal yang diproduksi di pabrik Karawang 1.
"Tahun lalu, ekspor kendaraan listrik Toyota Indonesia mencapai 9.400 unit. Angka ini menunjukkan bahwa produk ekspor berteknologi tinggi dan berdaya saing global yang diproduksi di dalam negeri telah diterima dengan baik di pasar internasional," ujar Bob.
Toyota Indonesia memperluas tujuan ekspornya ke pasar non-tradisional dan melakukan diversifikasi model kendaraan yang diekspor. Contohnya, Fortuner cash carrier diekspor ke Vietnam dan Fortuner Escort diekspor ke Palau.
Bob menyatakan harapannya agar industri otomotif nasional menjadi prioritas dalam mendukung perekonomian, mengingat potensi yang menjanjikan dari kendaraan bermotor pembakaran dalam (internal combustion engine/ICE) yang ramah lingkungan dan kendaraan listrik.
Adanya tenaga kerja yang kompetitif dan sumber daya alam yang melimpah, Indonesia memiliki potensi besar untuk tampil sebagai pemain global, baik dalam industri otomotif konvensional maupun pada kendaraan listrik. (TSA)