Transaksi Non Tunai di Jabar Capai Rp13,77 Triliun
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat, Herawanto, mengatakan, pada triwulan IV 2021 aliran uang kartal di Jawa Barat di sisi inflow menurun.
IDXChannel - Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat, Herawanto, mengatakan, pada triwulan IV 2021 aliran uang kartal di Jawa Barat di sisi inflow tercatat sebesar Rp12,41 triliun.
Sedangkan di sisi outflow berada di angka Rp13,77 triliun. Angka outflow ini tercatat lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya yang menyebabkan terjadinya net-outflow.
Namun, transaksi non tunai melalui Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS), Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI), dan pembayaran menggunakan Uang Elektronik (UE) yang juga tumbuh positif dibandingkan triwulan sebelumnya.
Di mana, nilai transaksi BI-RTGS dari nasabah di wilayah Jawa Barat tercatat sebesar Rp309,70 triliun. "Angka itu tumbuh sebesar 27,70% (yoy) atau meningkat dibanding triwulan sebelumnya yang tumbuh di angka 23,89% (yoy)," jelas Herawanto.
Nilai transaksi Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) di Jawa Barat pada triwulan IV 2021 sebesar Rp55,46 triliun. Juga mengalami pertumbuh sebesar 2,31% (yoy), lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya yang terkontraksi sebesar -4,29% (yoy).
Sementara dari sisi Uang Elektronik (UE), berdasarkan volumenya transaksi masih tumbuh positif sebesar 22,04% (yoy). Hal ini juga sejalan dengan peningkatan volume dan nilai transaksi dari APMK Kredit yang penggunaan terbesarnya adalah transaksi online.
"Peningkatan ini terjadi seiring dengan peningkatan aktivitas masyarakat dan aktivitas ekonomi akibat pelonggaran kebijakan PPKM Darurat di Jawa-Bali, " jelas dia.
Bank Indonesia juga mencatat realisasi belanja APBN di Jawa Barat tahun 2021 sebesar Rp44,7 triliun atau 95,68% dari total anggaran. Realisasi belanja tersebut tumbuh sebesar 8% (yoy) atau lebih tinggi jika dibandingkan realisasi tahun 2020 yang tercatat sebesar 95,10%.
Adapun realisasi belanja Pemerintah Provinsi Jawa Barat mencapai 95,51% atau sebesar Rp37,66 triliun, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya sebesar 87,08%.
Tingginya realisasi belanja Pemerintah baik pusat maupun daerah sejalan dengan berbagai stimulus fiskal yang masih berlanjut, terutama untuk penanganan pandemi Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional dan daerah. (TYO)