Transportasi BRT di Medan Pakai Koridor Terproteksi Mulai 2023
BRT di Medan akan mulai menggunakan koridor yang terproteksi pada 2023.
IDXChannel - Pemerintah tengah melakukan pengembangan angkutan massal berbasis jalan (Bus Rapit Transit/BRT) di kawasan aglomerasi Medan, Binjai dan Deliserdang (Mebidang). Lewat pengembangan tersebut, BRT yang selama ini menggunakan jalur jalan yang sama dengan moda angkutan lainnya akan mulai menggunakan koridor yang terproteksi.
Hal ini mengemuka saat pertemuan Gubernur Sumut Edy Rahmayadi dengan Direktur Jenderal (Dirjen) Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan RI Budi Setiyadi, Wali Kota Medan Bobby Nasution dan Wali Kota Binjai Amir Hamzah serta Wakil Bupati Deliserdang Ali Yusuf Siregar di Rumah Dinas Gubernur Sumut Jalan Sudirman Nomor 41 Medan, Rabu (12/1/2022).
Untuk pengembangan itu, Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi mengajak Pemerintah Kota (Pemko) Medan, Binjai dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Deliserdang untuk bersinergi dan berkolaborasi dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut dalam hal pengembangan angkutan massal tersebut.
"Pengembangan jalan ini memang sudah terlambat, dan ini harus kita kejar. Ini harus ditata dengan baik. Kita harus saling berkolaborasi antara Pemprov dan kabupaten/kota. Kemudian saya ucapkan terima kasih pada Kementrian Perhubungan yang sangat perhatian dengan Sumut," ucap Edy.
Untuk Kota Medan, Edy Rahmayadi meminta agar Wali Kota Bobby Nasution memulai dengan penertiban bus dan angkutan umum, parkir dan bahu jalan. Medan sebagai Ibu Kota Provinsi Sumut menurut Edy memiliki jalan yang sudah tidak memadai dengan populasi penduduk yang terus meningkat. "Sementara bahu jalan kita yang masih kecil, ditambah lagi parkir kendaraan yang semrawut," katanya.
Selain itu, menurut Edy, pengembangan angkutan masal berbasis jalan BRT di kawasan perkotaan Mebidang ini juga bertujuan mempersiapkan perhelatan akbar Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Tahun 2024 di Aceh dan Sumut.
Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan RI Budi Setiyadi pada kesempatan itu menjelaskan bahwa pembangunan BRT ini rencananya akan dimulai Februari tahun ini dan akan beroperasi pada tahun 2023. Pembangunan akan didahului pembangunan konstruksi Depot di Terminal Amplas dan Pinang Baris. Koridor BRT terproteksi akan dibangun sepanjang 21 km, dari Terminal Pinang Baris ke Terminal Amplas dengan 33 stasiun BRT di sepanjang koridor terproteksi yang jarak rata-rata antarstasiunnya sekitar 600 meter.
"Yang utama kami minta adalah manajemen parkir yang harus ditertibkan. Kemudian penataan lingkungan dan jalur bahu jalan yang dapat digunakan bagi pejalan kaki dan jalur sepeda," ucap Budi.
Selain itu, Budi juga meminta Pemerintah Daerah juga menyosialisasikan pada masyarakat untuk dapat menggunakan transportasi massal guna mengurangi kemacetan. "Kalau kita lihat data kecelakaan, di Medan ini cukup tinggi yang dilihat dari klaim jasa asuransi bagi kecelakaan di Kota Medan," jelasnya.
(IND)