ECONOMICS

Tren Covid-19 di DKI Turun, Jabar Justru Melesat Naik 

Agung Bakti Sarasa 19/02/2022 16:35 WIB

Tren kasus COVID-19 di Provinsi DKI Jakarta sudah menunjukkan penurunan. Sebaliknya, Jabar malah menunjukkan tren kenaikan yang signifikan.

Tren Covid-19 di DKI Turun, Jabar Justru Melesat Naik

IDXChannel - Tren kasus COVID-19 di Provinsi DKI Jakarta sudah menunjukkan penurunan. Sebaliknya, Jabar malah menunjukkan tren kenaikan yang signifikan.

"Trennya sekarang yang mulai ada penurunan adalah DKI (Jakarta), Banten, dan Bali. Sedangkan yang sedang naik Jabar, Jateng, Jatim, Jogja, dan provinsi di luar Jawa," ungkap Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto di Balai Kota Bandung, Jalan Wastukancana, Kota Bandung, Sabtu (19/2/2022). 

Bahkan, lanjut Suharyanto, sebagai provinsi penyangga ibu kota, Jabar kini menjadi provinsi dengan penambahan kasus COVID-19 tertinggi di Indonesia.

"Dalam beberapa hari terakhir, Jabar menduduki ranking pertama terkait penambahan kasus konfirmasi positif," katanya. 

Meski begitu, Suharyanto mengimbau masyarakat Jabar untuk tetap tenang dan tidak panik menghadapi kondisi tersebut. 

"Yang penting kita segera bersiap untuk kembali bekerja keras, sehingga Jabar dapat kembali kondusif," imbuhnya. 

Lebih lanjut Suharyanto mengatakan, puncak jumlah kasus COVID-19 yang dipicu varian Omicron juga sudah melampaui puncak jumlah kasus COVID-19 varian Delta tahun lalu. Meski begitu, tingkat fatalitas atau kematian pasien COVID-19 saat ini jauh lebih rendah dibandingkan tahun lalu. 

"Sebagai gambaran, saat varian Delta tahun lalu, puncak kasus mencapai 56.000 per hari, tapi sekarang di nasional 64.000, yang meninggal di bawah 250 orang. Artinya, memang dari segi kefatalan, varian Omicron ini tidak seberbahaya Delta, tapi banyak juga yang meninggal," paparnya. 

Berdasarkan hasil analisa, tambah Suharyanto, pasien COVID-19 yang meninggal saat ini umumnya memiliki komorbid, belum mendapatkan vaksinasi, dan kalangan lanjut usia (lansia).

"Berdasarkan analisa dan evaluasi yang meninggal, itu karena ada tiga hal, yaitu komorbid, belum vaksin, dan lansia," tandas Suharyanto. 

(NDA)

SHARE