Tren Mulai Pudar, Harga Sepeda Gunung Turun Jadi Rp1 Jutaan
Sejumlah sepeda lipat dan gunung mengalami penurunan, bahkan jauh merosot dibandingkan bulan-bulan sebelumnya.
IDXChannel – Harga sepeda kini tidak lagi tinggi. Dari pantauan tim IDX Channel, sejumlah sepeda lipat dan gunung mengalami penurunan, bahkan jauh merosot dibandingkan bulan-bulan sebelumnya.
Harga jual berbagai jenis sepeda merosot dipasaran. Bagi pecinta sepeda lipat dan gunung, harga sepeda dibandrol berkisar Rp1 jutaan. Sebelumnya harga sepeda ini melonjak hingga di atas Rp3 juta.
“Dulu waktu booming, harga sepeda tidak wajar. Sepeda lipat dan gunung harganya di atas Rp3 juta semua. Kalau sekarang harganya sudah Rp1 jutaan. Dulu tidak ada sepeda dihargai di bawah Rp3 juta,” ujar Sandy Pemilik Toko Sepeda Cahaya Baru yang berlokasi di Jl. Bintara Raya No. 98-100, Kranji, Bekasi Barat kepada MNC Portal Indonesia, Sabtu (19/6/2021).
Toko Sepeda Cahaya Baru ini memiliki tiga cabang. Toko pertama (pusat) berlokasi di Tanjakan Pasar Kranji, kedua berlokasi di Bintara-Kranji, dan cabang ketiga berlokasi di Pondok Gede.
Sandy mengatakan, tokonya menjual beragam jenis sepeda dan merek mulai dari lokal hingga impor. Seperti merek Dahon, United, Element, Polygon, dan Pacific. Dari beragam jenis sepeda yang ada ditokonya, sepeda lipat dan gunung masih menjadi favorit bagi para pembeli.
Tak hanya itu, sepeda mini dan BMX merek Michelle dan mochichi untuk anak-anak juga tak kalah saing. Hingga kini sepeda anak masih banyak pembelinya. Sandy menyebut, harga sepeda anak dibanderol kisaran Rp400-500 ribu.
Sebagai informasi, tren gowes mulai memudar tak seperti Juli tahun lalu. Dimana pada saat itu banyak orang berlomba-lomba untuk miliki sepeda guna mengisi hari di rumah karena adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
“Kalau dulu waktu awal-awal pandemi, orang-orang belum banyak yang punya sepeda. Sekarang karena sudah banyak yang punya sepeda, jadi yang beli berkurang,” jelas Sandy.
Penyebab turunnya harga sepeda lantaran peminat sepeda sudah menurun tak seperti awal pandemi Covid-19, sementara persediaan di toko masih banyak. (TYO)