ECONOMICS

Truk Batu Bara Lalu Lalang, 603 Km Jalan Nasional di Jambi Rusak Berat

Azhari Sultan/Kontri 24/01/2023 09:10 WIB

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mencatat dari 1.318 kilometer jalan nasional yang ada di Provinsi Jambi, sebagiannya rusak.

Truk Batu Bara Lalu Lalang, 603 Km Jalan Nasional di Jambi Rusak Berat. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mencatat dari 1.318 kilometer jalan nasional yang ada di Provinsi Jambi, sebagiannya rusak imbas aktivitas angkut batu bara

Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga Kementerian PUPR melalui Direktur Pembangunan Jalan, Satrio Sugeng Prayitno mengatakan, menjelaskan kondisi jalan nasional yang ada di Jambi khususnya pada jalan nasional yang dilalui angkutan batu bara mengalami kerusakan parah.

“Dari 1.318 kilometer yang terdampak dari angkutan batu abara adalah 603 kilometer, ini hampir separuhnya,” ujarnya saat berada di Jambi, Selasa (24/1/2023).

Jalur yang rusak di antaranya adalah, Simpang Tembesi-Simpang Niam-Tebo-Muara Bungo sepanjang 167.8 kilometer. Kemudian, Sarolangun-Bangko-Muara Bungo–batas Provinsi Sumatera Barat sepanjang 212.1 kilometer.

Dan ketiga Sarolangun-Simpang Tembesi- Muara Bulian-Kota Jambi-Pelabuhan Talang Duku sepanjang 223.3 kilometer. Sementara, dari 1.318 kilometer jalan nasional itu terdiri dari empat lintas, yakni Lintas Timur, Lintas Tengah, Penghubung Lintas dan Non Lintas.

Selain itu, adanya rencana jalan tol yang saat ini sedang dikerjakan dari ruas batas Sumsel-Simpang Tempino sepanjang 15 kilometer.

Dia menambahkan, ada beberapa penyebab kerusakan jalan yang terjadi, diantaranya akibat Over Dimension dan Overloading (ODOL) tingginya volume, tonase dan Lalu Lintas Harian Rata-rata (LHR) kendaraan angkutan batu bara yang melewati jalan nasional tersebut.

“Ada 4 hal terkait dengan kegiatan ODOL, yakni kerusakan jalan amblas, penyempitan badan jalan dengan adanya parkir yang kita lihat tadi di sepanjang jalan," ujar Satrio.

Kemudian, katanya, kerusakan (rutting) terutama pada persimpangan akibat tingginya volume dan tonase yang dilalui oleh kendaraan batu bara, kerusakan pada pavement-nya akibat kapasitas dan tonase yang dilewati angkutan batu bara.

Selain tonase dan dimensi, sambungnya, dari survei LHR pada 2020 sampai 2022 terjadi kenaikan jumlah kendaraan hingga mencapai 197.85 persen.

Dirinya juga menjelaskan, pada Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Provinsi Jambi masih terdapat backlog anggaran dalam kegiatan preservasi jalan. 

"Ada terdapat backlog anggaran dari kebutuhan Rp1,2 triliun hanya tersedia Rp440 miliar untuk alokasi dana preservasi jalan," tukasnya.

Sedangkan untuk data kemantapan dari ruas Sarolangun-Talang Duku dari kebutuhan dana Rp533 miliar hanya tersedia Rp85 miliar.

Terpisah, Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Jambi, Ibnu Kurniawan menyampaikan kondisi jalan nasional di Provinsi Jambi hingga akhir 2022 mencapai 86.99 persen atau 1.142.64 kilometer dan prediksi kondisi jalan semester II pada 2023 kemantapan jalan mencapai 88.71 persen atau 1.165.17 kilometer.

“Jadi untuk alokasi dana preservasi jalan di Provinsi Jambi secara keseluruhan Rp440 miliar,” imbuh Satrio.

Namun, ungkapnya, untuk ruas jalan nasional ruas Bulian-Tembesi itu hanya Rp85 miliar.

"Dan dana itu tidak semuanya untuk pekerjaan efektif, tapi juga untuk pekerjaan rutin jalan, rutin kondisi, holding dan rekonstruksi,” tandas Satrio.

(SLF)

SHARE