Trump Incar Proyek Tambang Lithium Raksasa Nevada Senilai USD2,3 Miliar
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengincar tambang lithium raksasa yang berlokasi di Nevada bagian utara.
IDXChannel - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengincar tambang lithium raksasa yang berlokasi di Nevada bagian utara.
Kesepakatan ini melibatkan Departemen Energi (DOE) dan Lithium Americas, pengembang proyek tambang dan fasilitas pengolahan Thacker Pass, sekitar 320 kilometer di utara Reno.
Proyek senilai USD2,3 miliar itu bertujuan mengekstraksi litium logam penting berwarna putih keperakan yang menjadi komponen utama baterai kendaraan listrik (EV).
Raksasa otomotif General Motors (GM) telah berkomitmen mengucurkan lebih dari USD900 juta untuk mendukung pengembangan Thacker Pass. Cadangan lithium di lokasi tersebut diperkirakan cukup untuk memproduksi baterai bagi 1 juta kendaraan listrik setiap tahun.
Pemerintah AS kian aktif masuk ke dunia korporasi
Langkah ini menjadi contoh terbaru campur tangan langsung pemerintahan Trump dalam sektor swasta. Sebelumnya, pemerintah AS telah mengambil 10 persen saham Intel melalui konversi dana hibah miliaran dolar.
Lalu menggelontorkan USD400 juta uang publik untuk membeli saham MP Materials, menjadikan AS sebagai pemegang saham terbesar perusahaan tambang rare earth asal Las Vegas itu.
Kemudian membuat kesepakatan dengan Nvidia dan AMD untuk mengambil 15 persen pendapatan dari penjualan chip ke China
Seorang pejabat Gedung Putih mengatakan, kepemilikan saham di Lithium Americas akan sangat kecil atau kurang dari 10 persen dan berfungsi sebagai penyangga kas bagi perusahaan.
Langkah ini dilakukan setelah Lithium Americas meminta DOE meninjau ulang struktur pinjaman federal yang disetujui pada masa pemerintahan Biden tahun lalu.
"Mineral kritis seperti litium sangat penting untuk mendongkrak ekonomi AS dan menghidupkan kembali manufaktur domestik,” ujar pejabat tersebut dilansir dari APNews, Sabtu (27/9/2025).
Langkah mencaplok saham tambang lithium di tengah melambatnya penjualan kendaraan listrik AS akibat kekhawatiran masyarakat soal infrastruktur pengisian daya dan harga. Situasi tersebut diperburuk oleh undang-undang pajak baru yang menghapus insentif pembelian EV mulai akhir bulan ini.
Tanpa subsidi yang selama ini mencapai USD7.500 per kendaraan, banyak produsen mobil akan kesulitan mempertahankan volume penjualan.
Selain digunakan dalam baterai kendaraan listrik dan ponsel, litium juga merupakan bahan penting dalam pembuatan kaca, bahan kimia, farmasi, serta penyimpanan energi dari tenaga angin dan surya.
(DESI ANGRIANI)