Tutup Dua Bulan Akibat PPKM, Pengelola Wisata di Kota Batu Pasrah
Sejumlah pengelola tempat wisata di Kota Batu menyayangkan belum diizinkannya mereka untuk kembali beroperasi, meski masuk zona oranye Covid-19.Â
IDXChannel - Perpanjangan PPKM membawa berbagai dampak pada pelaku ekonomi, tak terkecuali pengelola tempat wisata. Sejumlah pengelola tempat wisata di Kota Batu menyayangkan belum diizinkannya mereka untuk kembali beroperasi, meski masuk zona oranye Covid-19.
Pengelola Wisata Selecta Kota Batu Sujud Hariadi mengatakan, perpanjangan PPKM level 4 di Kota Batu yang membuat tutupnya operasional, kian memberatkan pelaku wisata. Namun ia tak bisa berbuat banyak lantaran keputusan pemerintah pusat menetapkan Kota Batu menjadi satu kesatuan dengan Malang raya yang masih masuk PPKM level 4.
"Kita menyadari Kota Batu penurunan ke level oranye jadi ke level 3, tapi ternyata pusat menetapkan level 4, satu kesatuan dengan Malang raya. Cukup berat selama ini terutama untuk sektor wisata, karena destinasi tutup semua, belum bisa buka," ungkap Sujud saat ditemui, pada Rabu (25/8/2021).
Masih tutupnya destinasi wisata di Kota Batu juga berdampak pada tingkat okupansi hotel, yang berimbas langsung pada perekonomian selama dua bulan terakhir ini. Ia pun menyayangkan ada sejumlah tempat wisata dengan konsep outdoor atau di ruang terbuka yang seharusnya bisa aman, juga belum diizinkan beroperasi.
"Memang kita destinasi belum bisa buka, padahal destinasi outdoor justru aman, kenapa nggak boleh buka," katanya.
Di sisi lain Marketing and Public Relation Manager Jatim Park Grup Titik S. Ariyanti hanya bisa pasrah dan sambil bertahan sekuat mungkin menghadapi dampak ekonomi, dari penutupan destinasi wisata selama PPKM level 4 di Malang raya.
"Kalau dari pengelola destinasi wisata iya apa yang kita bisa lakukan adalah bertahan tidak bisa lagi. Kita ini berada di tiga wilayah, yang tiga-tiganya saling berkaitan satu sama lain, sekarang wilayah-wilayah A menentukan A, tapi yang lain ya nggak mungkin," jelas dia.
Oleh karena itu penting disebut Titik, agar ketiga wilayah di Malang raya ini benar - benar taat aturan PPKM level 4 dan menjaga seminimal mungkin tidak terjadi penambahan kasus signifikan. Namun hal itu tentu tak semudah yang dibayangkan, ia menyebut bila sejumlah jalan - jalan protokol di Malang dan Batu, sudah ramai dan banyak orang mulai abai protokol kesehatan, mendengar adanya penurunan jumlah kasus Covid-19.
"Sekarang saja mulai weekend kemarin sampai hari ini, tiap hari ramai, mobilitasnya tinggi, ya memang benar gimana cara membentuk ini, karena orang Indonesia tipikalnya sudah turun kok berarti selesai, padahal ini kan masih belum, perjuangannya masih panjang," bebernya.
"Ayo kita protokol kesehatan, jangan sampai ada yang nambah kena konfirmnya, Batu tidak bisa hidup sendiri, harus bergandengan dengan dua wilayah Malang raya," tukasnya. (NDA)