ECONOMICS

Usai Bertemu Biden, Macron: Kami Ingin Sukses Bersama 

Dian Kusumo 02/12/2022 11:07 WIB

Presiden Prancis Emmanuel Macron pada Kamis (1/12/2022) waktu setempat melakukan pertemuan dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden.

Usai Bertemu Biden, Macron: Kami Ingin Sukses Bersama. (Foto : MNC Media)

IDXChannel - Presiden Prancis Emmanuel Macron pada Kamis (1/12/2022) waktu setempat melakukan pertemuan dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden. Dalam pertemuan empat mata diantara keduanya ini, Macron membahas Undang-Undang pengurangan inflasi yang akan diterapkan oleh Biden. 

Undang-Undang, yang diharapkan mulai berlaku pada bulan Januari 2023, menetapkan dukungan besar-besaran untuk industri AS, termasuk subsidi dan kredit pajak untuk produk yang dirakit di Amerika Utara atau dibuat dengan suku cadang Amerika.

Tenryata Undang-Undang tersebut membuat pejabat Eropa khawatir industrinya akan bergejolak di terngah kondisi perekonomian global yang tidak menentu.

Setelah mendapat penjelasan langsung dari Biden terkait penerapan Undang-Undang IRA tersebut, Macron sedikit bisa bernafas lega. 
Macron mengakui bahwa tujuan IRA untuk menciptakan lapangan kerja dan memajukan transisi ke energi hijau adalah "tujuan bersama" yang dimiliki oleh Eropa.

Dia mengatakan bahwa subsidi IRA untuk industri AS mengancam akan merugikan bisnis Eropa, dan bahwa masalah utama dari pembicaraannya dengan Biden adalah bagaimana "menyinkronkan kembali" dan bekerja sama dengan strategi serupa.
Setelah pertemuan dengan Biden dan anggota Kongres AS, Macron mengatakan dia merasa bahwa mereka memiliki niat yang sama.

"Kami ingin sukses bersama - bukan melawan satu sama lain," kata Macron.

"Kami orang Eropa perlu bergerak lebih cepat dan lebih kuat untuk memiliki ambisi yang sama."

Tetapi keduanya tidak memberikan tanda-tanda apakah mereka menyetujui langkah-langkah spesifik.

Pada awal November, Komisaris Pasar Internal Uni Eropa Thierry Breton mengancam akan mengajukan banding ke Organisasi Perdagangan Dunia dan mempertimbangkan "tindakan pembalasan" jika Amerika Serikat tidak membalikkan subsidinya.

(DKH)

SHARE