Usai Kelonggaran Kebijakan Covid, Ekonomi China Lesu dan Kasus Naik
Kasus Covid-19 di Beijing makin suram, dimana banyak toko dan bisnis lainnya tutup pada Minggu (11/12/2022).
IDXChannel – Kasus Covid-19 di Beijing makin suram, dimana banyak toko dan bisnis lainnya tutup pada Minggu (11/12/2022).
Minggu merupakan hari kerja normal untuk toko-toko di China dan biasanya ramai, terutama di tempat-tempat seperti lingkungan Shichahai yang bersejarah yang penuh dengan butik dan kafe.
Tetapi hanya sedikit orang yang keluar dan mal-mal di Chaoyang, distrik terpadat di Beijing, praktis sepi dengan banyak salon, restoran, dan pengecer tutup.
Para ekonom memperkirakan jalan China menuju kesehatan ekonomi tidak merata karena guncangan seperti krisis tenaga kerja karena pekerja yang menyerukan penundaan sakit pemulihan penuh untuk beberapa waktu.
"Transisi keluar dari nol-COVID pada akhirnya akan memungkinkan pola pengeluaran konsumen untuk kembali normal, tetapi risiko infeksi yang lebih tinggi akan membuat pengeluaran tatap muka tertekan selama berbulan-bulan setelah pembukaan kembali," Mark Williams, kepala ekonom Asia di Capital Economics, mengatakan dalam sebuah catatan dilansir melalui Reuters, Senin (12/12/2022).
Ekonomi China dapat tumbuh 1,6 persen pada kuartal pertama 2023 dari tahun sebelumnya, dan 4,9 persen pada kuartal kedua, menurut Capital Economics.
Sementara China telah menghapus sebagian besar pembatasan COVID domestiknya, perbatasan internasionalnya sebagian besar masih tertutup untuk orang asing, termasuk turis.
Pelancong yang masuk dikenakan karantina selama lima hari di fasilitas pemerintah terpusat dan tiga hari tambahan pemantauan mandiri di rumah.
Staf di bandara internasional utama di kota Chengdu, ditanya apakah aturan karantina sedang dilonggarkan, mengatakan bahwa pada Sabtu apakah seseorang perlu melakukan karantina rumah selama tiga hari akan tergantung pada otoritas lingkungan seseorang.
(DKH)