ECONOMICS

Utang Luar Negeri RI Naik, Tembus USD414,3 Miliar pada Juli 2024

Anggie Ariesta 19/09/2024 11:43 WIB

BI melaporkan Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada Juli 2024 sebesar USD414,3 miliar.

Utang Luar Negeri RI Naik, Tembus USD414,3 Miliar pada Juli 2024 (foto mnc media)

IDXChannel - Bank Indonesia (BI) melaporkan Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada Juli 2024 sebesar USD414,3 miliar. Posisi ini naik sebesar 4,1 persen (yoy) atau lebih tinggi dibanding pertumbuhan Juni 2024.

"Perkembangan ULN tersebut bersumber dari sektor publik, baik pemerintah maupun Bank Sentral," kata Asisten Gubernur Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangannya, Kamis (19/9).

"Posisi ULN pada Juli 2024 juga dipengaruhi oleh faktor pelemahan mata uang USD terhadap mayoritas mata uang global, termasuk Rupiah," ujarnya.

Erwin menuturkan, posisi ULN pemerintah pada Juli 2024 sebesar USD194,3 miliar atau mengalami kontraksi pertumbuhan 0,8 persen (yoy).

Perkembangan ULN tersebut dipengaruhi oleh penarikan pinjaman luar negeri dan peningkatan aliran masuk modal asing pada Surat Berharga Negara (SBN), seiring dengan tetap terjaganya kepercayaan investor terhadap prospek perekonomian Indonesia.

"Sebagai salah satu instrumen pembiayaan APBN, pemanfaatan ULN terus diarahkan untuk mendukung pembiayaan sektor produktif serta belanja prioritas guna melanjutkan momentum pertumbuhan ekonomi," kata Erwin.

Berdasarkan sektor ekonomi, ULN pemerintah tetap dikelola secara hati-hati, kredibel, dan akuntabel untuk mendukung belanja, antara lain pada Sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial (20,9 persen dari total ULN Pemerintah); Administrasi Pemerintah, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib (18,9 persen).

Selain itu, Jasa Pendidikan (16,8 persen); Konstruksi (13,6 persen); serta Jasa Keuangan dan Asuransi (9,4 persen). 

Posisi ULN pemerintah tetap terkendali mengingat hampir seluruh ULN memiliki tenor jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,98 persen dari total ULN pemerintah.

ULN swasta mencatat kontraksi pertumbuhan. Pada Juli 2024, posisi ULN swasta tercatat sebesar USD195,2 miliar atau mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 0,1 persen (yoy), setelah mencatatkan pertumbuhan yang rendah pada Juni 2024. 

Perkembangan tersebut terutama didorong oleh ULN perusahaan bukan lembaga keuangan (nonfinancial corporations) yang mencatatkan kontraksi pertumbuhan sebesar 0,04 persen (yoy).  

Berdasarkan sektor ekonomi, ULN swasta terbesar berasal dari Sektor Industri Pengolahan; Jasa Keuangan dan Asuransi; Pengadaan Listrik dan Gas; serta Pertambangan dan Penggalian dengan pangsa mencapai 78,9 persen dari total ULN swasta. 

ULN swasta juga tetap didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 76,3 persen terhadap total ULN swasta.

"Struktur ULN Indonesia tetap sehat, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya," ujar Erwin.

Hal ini tercermin dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang terjaga sebesar 30,2 persen, serta didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 84,9 persen dari total ULN. 

Dalam rangka menjaga agar struktur ULN tetap sehat, Bank Indonesia dan pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam pemantauan perkembangan ULN. 

Peran ULN juga akan terus dioptimalkan untuk menopang pembiayaan pembangunan dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan. Upaya tersebut dilakukan dengan meminimalkan risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian.

(Fiki Ariyanti)

SHARE