ECONOMICS

Vaksin Indovac dan Inavac Buatan Bio Farma Tunggu Izin Edar, Ini Kelebihannya

Binti Mufarida 05/09/2022 13:41 WIB

Vaksin Covid-19 Indovac dan Inavac hasil pengembangan dari PT Bio Farma (Persero) dan Universitas Airlangga (Unair) saat ini sedang menunggu izin edar.

Vaksin Indovac dan Inavac Buatan Bio Farma Tunggu Izin Edar, Ini Kelebihannya (Dok.MNC)

IDXChannel- Vaksin Covid-19 dalam negeri yakni Indovac dan Inavac hasil pengembangan dari PT Bio Farma (Persero) dan Universitas Airlangga (Unair) saat ini sedang menunggu izin edar atau emergency use authorization (EUA). Sehingga, kedua vaksin dalam negeri ini bisa digunakan.

Guru Besar Molekuler Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Amin Soebandrio yang tergabung dalam Konsorsium Merah Putih untuk pengembangan vaksin Covid-19 dalam negeri dari Lembaga Eijkman yang sekarang tergabung dalam BRIN menjelaskan kelebihan kedua vaksin dalam negeri ini.

“Jadi protein rekombinan itu, kami hanya menggunakan sebagian kecil saja dari virus yaitu dalam hal ini yang digunakan adalah protein spike-nya yang dianggap menentukan satu antigenisitas. Kedua kita ketahui bahwa menempelnya si virus ke tubuh, ke sel manusia itu kan terjadi karena protein spike itu, protein S itu menempel pada reseptor,” kata Amin dalam keterangannya, Senin (5/9/2022).

Amin mengatakan bahwa kedua vaksin yang dikembangkan di dalam negeri ini dapat membangkitkan antibodi. “Jadi itu yang akan di blok secara secara spesifik dengan menggunakan, membangkitkan respon antibodi terhadap protein S ya.”

“Jadi dengan teknologi rekayasa genetika, kami bisa mengisolasi gen yang mengandung protein S dari situ kemudian dikloning, kemudian dimasukkan ke dalam sistem vektor dan sebagainya. Sehingga akhirnya protein itu bisa dihasilkan oleh sel tertentu yang baik Sel ragi maupun sel mamalia,” papar Amin.

Amin pun menegaskan jika kedua vaksin dalam negeri itu lebih rendah efek sampingnya. “Nah, kalau sudah diproduksi begitu proses selanjutnya dilakukan industri, diperbanyak, dioptimasi dan sebagainya baru bisa diberikan. Jadi nanti antibodinya memang yang diberikan spesifik untuk protein S saja. Jadi nanti akan mengurangi efek simpang ya dari vaksin tanpa mengurangi nanti antiginesitasnya.”

Bahkan, kata Amin, teknologi yang diterapkan dalam pembuatan kedua vaksin ini telah banyak diterapkan di berbagai vaksin lain seperti hepatitis B. 

“Dan teknologi ini sudah diterapkan di vaksin-vaksin lain misalnya hepatitis B dan sebagainya termasuk yang paling banyak dipakai teknologinya,” pungkasnya. 

(IND) 

SHARE