ECONOMICS

Vale Indonesia (INCO) Dialog dengan Masyarakat Loeha Raya soal Rencana Eksplorasi Nikel Blok Tanamal

Atikah Umiyani 06/10/2024 19:21 WIB

Vale Indonesia Tbk (INCO) melakukan dialog terbuka di Kantor Desa Loeha, Sulawesi Selatan, terkait rencana eksplorasi nikel di Desa Loeha dan Desa Rante Angin.

PT Vale Indonesia (INCO) akan melakukan eksplorasi nikel di Desa Loeha dan Desa Rante Angin, Sulawesi Selatan (ilustrasi). (Foto: Arsip)

IDXChannel - PT Vale Indonesia Tbk (INCO) melakukan dialog terbuka di Aula Kantor Desa Loeha, Sulawesi Selatan. Komunikasi dua arah itu melibatkan pemerintah desa setempat, Kesatuan Pengelola Hutan Larona, dan tokoh masyarakat yang terdiri atas tokoh agama, tokoh pemuda, tokoh perempuan dan tokoh yang dituakan di Desa Loeha dan Desa Rante Angin.

Masyarakat di dua desa itu bakal terdampak kegiatan eksplorasi nikel oleh PT Vale. Dalam setiap proyeknya, perusahaaan itu membuka ruang dialog agar masyarakat turut terlibat dalam mengawal kegiatan-kegiatan penambangan yang akan dilakukan. 

Tak terkecuali di Loeha Raya, PT Vale mengadakan dialog bersama tokoh masyarakat untuk membahas rencana eksplorasi proyek Tanamalia. Perseroan itu menilai keberadaan masyarakat di sekitar wilayah operasional perusahaan sangat penting untuk diperhatikan. 

Head of External Relations PT Vale, Endra Kusuma mengungkapkan, menghadirkan masyarakat yang berdaya dan lingkungan yang terjaga menjadi komitmen pihaknya sebelum menjalankan penambangan. Keberadaan perseroan di tengah-tengah masyarakat ingin mendengar masukan, saran, serta keresahan yang ada terhadap aktivitas eksplorasi yang akan dijalankan. 

"Perusahaan diberi izin oleh negara untuk melakukan eksplorasi di Tanamalia. 

Namun, kami tidak mau eksplorasi dijalankan tanpa berdialog dengan masyarakat," ungkap Endra dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Minggu (6/10/2024).

"Kami percaya perusahaan dan masyarakat bisa hidup berdampingan. Maka dari itu, kami datang untuk bersilaturahmi dan berdiskusi dengan para tokoh masyarakat," ujarnya.

Kepala Desa Loeha, Hamka Tandioga mengatakan, manajemen PT Vale sering mengadakan rapat dengan kepala desa se-Loeha Raya. Permintaan perusahaan cuma satu, yakni difasilitasi untuk berdialog dengan masyarakat. Bahkan, tokoh masyarakat yang hadir dalam pertemuan ini juga hasil dari rekomendasi kepala desa. 

"Sebagai kepala desa pekerjaan saya adalah pelayan publik. Ketika perusahaan meminta untuk berdialog dengan masyarakat, saya merasa bertanggung jawab untuk membantu. Selaku pimpinan saya tidak membela perusahaan. Tapi, saya mau kita semua berdiskusi satu sama lain dengan baik," ujar Hamka.

Dalam diskusi yang berlangsung, manajemen PT Vale memaparkan rencana eksplorasi yang dilakukan akan berpusat di area-area yang tidak mengganggu perkebunan lada masyarakat. 

Menurut Endra, selama belum ada kesepakatan mengenai bentuk pertanggungjawaban atas tanaman yang terganggu, pihaknya tidak akan melakukan pengeboran di perkebunan lada warga. 

"Kami paham betul ada keresahan kehilangan mata pencaharian, sehingga kami berkomitmen tidak akan mengganggu tanaman masyarakat selama tidak ada kesepakatan," kata Endra. 

Para peserta diskusi bergantian memberikan pendapat terhadap rencana eksplorasi yang dilakukan. Memang tidak semuanya sejalan dengan rencana PT Vale.

Seorang ibu bernama Fatma, perwakilan tokoh perempuan dari Desa Loeha turut menyampaikan aspirasinya. Dia menyampaikan bahwa dengan penghasilan sebagai petani lada saat ini, warga mampu menyekolahkan anak-anak hingga ke perguruan tinggi. Jika tambang nikel hadir di Loeha Raya, mereka bisa kehilangan mata pencarian.

Menanggapi hal itu, Endra mengatakan PT Vale ingin hidup berdampingan dengan masyarakat di Loeha Raya. Dia pun mengklaim perusahaan sangat menghargai aspirasi masyarakat dan memandang bahwa keresahan-keresahan yang muncul ini terjadi karena adanya kesenjangan informasi dan perbedaan pemahaman mengenai kegiatan eksplorasi dan penambangan. 

Menurut dia, dibutuhkan waktu bertahun-tahun untuk melakukan pengeboran, mengambil sampel tanah dan meneliti potensi nilai ekonomi, sebelum perusahaan memutuskan untuk melakukan penambangan. "Karenanya, tidak benar jika ada yang mengatakan saat kegiatan eksplorasi dilakukan, maka mata pencaharian masyarakat akan hilang," klaimnya.

Dia juga menyampaikan pihaknya bisa memahami, jika masyarakat memiliki kekhawatiran terhadap kehilangan sumber mata pencaharian. Namun, Dia meyakinkan perseroan akan bertanggungjawab atas segala dampak yang ditimbulkan dari kegiatan eksplorasi.

(Ahmad Islamy Jamil)

SHARE