Varian Omicron Dianggap Dramatisasi, DPR: Ancaman Ini Nyata Adanya
Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan (PDIP), Rahmad Handoyo, menyesalkan pendapat varian baru Covid-19, Omicron, adalah dramatisasi.
IDXChannel - Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan (PDIP), Rahmad Handoyo, menyesalkan pendapat varian baru Covid-19, Omicron, adalah dramatisasi. Dia memastikan ancaman tersebut adalah benar dan tidak dibuat-buat oleh pemerintah.
Untuk itu, Rahmad mengajak semua pihak untuk menahan diri dan bersikap bijak dalam menyampaikan pendapat terkait penanganan pandemi Covid-19, karena komentar yang dipaksakan akan membuat masyarakat bingung hingga pada gilirannya kepercayaan terhadap aturan yang dibuat pemerintah berkurang.
“Ada komentar yang terlalu dipaksakan, misalnya disebut-sebut bahwa Omicron tidak berbahaya, Omicron terlalu dramatisasi, Omicron terlalu dibesar-besarkan sehingga membuat masyarakat takut. Komentar seperti ini kan kurang bijak, karena para ahli epidemiologi diseluruh dunia pun belum bisa memastikan tingkat keparahan Omicron itu,” kata Rahmad kepada wartawan, dikutip Kamis (23/12/2021)
Politikus PDIP ini mengingatkan, saat ini kasus Covid-19 di Amerika Serikat melonjak lagi dan 75% kasus di AS didominasi varian Omicron. Tak hanya di Amerika, nyaris diseluruh negara di dunia saat ini sedang fokus menghadapi varian Omicron.
“Kita bisa melihat secara global, ancaman Omicron ini nyata adanya. Lalu apanya yang didramatisir?,” tukasnya.
Untuk itu, Rahmad menyarankan agar pendapat pribadi jangan terlalu dipaksakan, seolah-olah merasa paling benar. Karena dampaknya, masyarakat bisa bingung dan pada gilirannya kepercayaan terhadap kebijakan dan aturan yang ditetapkan pemerintah akan berkurang. Untuk itu, semua pihak, baik mantan pejabat, tokoh politik, termasuk masyarakat biasa, bisa menahan diri dan bijak dalam bermedia sosial.
“Sebut soal antri perkepanjangan di bandara yang sempat viral. Tayangan tersebut terkesan menyudutkan pemerintah dan para petugas di Bandara. Padahal petugas sudah melayani masyarakat yang baru datang dari luar negeri selama 24 jam sehari,” sambungnya.
Legislator Dapil Jawa Tengah V ini menambahkan, di masa pandemi ini, semua anak bangsa selayaknya bergotong-royongan memerangi Covid-19. Salah satu cara bergotong royong yakni dengan menyampaikan pendapat secara bijak.
“Saya kira semua pendapat kita hormati, kita hargai tetapi jangan memaksakan kehendak dengan menyampaikan kepada publik seolah pendapat kita paling benar,” pintanya.
Lebih dari itu, Rahmad tidak menampik bahwa bisa saja orang-orang menyampaikan pendapat dengan niat baik. Tapi alangkah baiknya jika pendapat tersebut dikomunikasikan kepada pihak terkait. Karena, jika informasi yang tidak utuh disampaikan ke masyarakat, lalu diterima mentah-mentah oleh masyarakat, dampaknya masyarakat akan terbelah.
"Nah, jika terjadi pro dan kontra maka proses pengendalian Covid-19, khususnya di masa liburan Nataru ini bisa menjadi kontra produktif," tutur Rahmad.
Rahmad pun menyarankan, sebaiknya semua pihak mengikuti aturan yang sudah dibuat pemerintah, karena sejatinya pemerintah lah pemimpin perang melawan Covid-19.
“Apapun yang disampaikan pemerintah kita ikuti bersama, karena semua keputusan pemerintah sudah melalui kajian dan rujukan dari WHO, para ahli, para asosiasi kesehatan, asosiasi dokter maupun pihak berkompeten yang lain,” tutup dia. (TYO)