ECONOMICS

Virus Marburg Muncul di Tengah Covid-19 yang Memburuk, WHO Keluarkan Pedoman Ini

Muhammad Sukardi 14/08/2021 11:51 WIB

Penyakit virus Marburg cukup mengkhawatirkan di tengah serangan Covid-19 yang belum juga usai. Penyakit yang berasal dari kelelawar ini pun dikatakan mematikan.

Kelelawar jadi inang virus Marburg (Ilustrasi Photo by James Wainscoat on Unsplash)

IDXChannel - Penyakit virus Marburg cukup mengkhawatirkan di tengah serangan Covid-19 yang belum juga usai. Penyakit yang berasal dari kelelawar ini pun dikatakan mematikan dan mudah sekali menyebar antar orang.

Pengendalian wabah menjadi hal yang penting dan ini amat bergantung pada penggunaan berbagai intervensi yaitu manajemen kasus, pengawasan dan pelacakan kontak, layanan laboratorium yang baik, penguburan yang aman dan bermartabat, serta mobilisasi sosial.

"Keterlibatan masyarakat adalah kunci keberhasilan mengendalikan wabah ini. Meningkatkan kesadaran akan faktor risiko infeksi penyakit virus Marburg dan tindakan perlindungan yang dapat dilakukan individu adalah cara yang efektif untuk mengurangi penularan pada manusia," papar Badan Kesehatan Dunia (WHO) di laman resminya, Sabtu (14/8/2021).

Agar wabah ini dapat dihentikan, WHO pun mengeluarkan pedoman pencegahan penyakit virus Marburg sebagai berikut:

1. Mengurangi risiko penularan kelelawar ke manusia

Ya, kelelawar adalah inang alami virus ini dan kontak yang terlalu lama dengan tambang atau gua yang dihuni oleh koloni kelelawar buah menjadi risiko yang paling besar.

Selama kegiatan kerja atau penelitian atau kunjungan wisata di tambang atau gua yang dihuni oleh koloni kelelawar buah, orang harus mengenakan sarung tangan dan pakaian pelindung lain yang sesuai (termasuk masker). Selama wabah, semua produk hewani (darah dan daging) harus dimasak dengan matang sebelum dikonsumsi.

2. Mengurangi risiko penularan dari manusia ke manusia di masyarakat

Ini timbul dari kontak langsung atau dekat dengan pasien yang terinfeksi, terutama dengan cairan tubuh mereka.

Kontak fisik yang dekat dengan pasien Marburg harus dihindari. Untuk itu, penggunaan sarung tangan dan alat pelindung diri yang sesuai harus menjadi penting saat merawat pasien yang sakit di rumah.

Mencuci tangan secara teratur harus dilakukan setelah mengunjungi kerabat yang sakit di rumah sakit, serta setelah merawat pasien yang sakit di rumah.

3. Mulai edukasi masyarakat

Masyarakat yang terkena dampak Marburg harus melakukan upaya untuk memastikan bahwa penduduk mendapat informasi yang baik, baik tentang sifat penyakit itu sendiri maupun tentang langkah-langkah pengendalian wabah yang diperlukan.

4. Penguburan dilakukan secara khusus

Langkah-langkah penahanan wabah juga termasuk penguburan yang cepat, aman, dan bermartabat.

Ini juga termasuk mengidentifikasi orang-orang yang mungkin telah melakukan kontak dengan pasien meninggal yang terinfeksi Marburg dan memantau kesehatan mereka selama 21 hari, memisahkan yang sehat dari yang sakit untuk mencegah penyebaran lebih lanjut dan memberikan perawatan kepada yang dikonfirmasi, serta menjaga kebersihan yang baik dan lingkungan yang bersih perlu diperhatikan.

5. Mengurangi risiko kemungkinan penularan seksual

Berdasarkan analisis lebih lanjut dari penelitian yang sedang berlangsung, WHO merekomendasikan agar laki-laki yang selamat dari penyakit virus Marburg mempraktikkan seks dan kebersihan yang lebih aman selama 12 bulan sejak timbulnya gejala atau sampai air mani mereka dua kali tes negatif untuk virus Marburg.

Kontak dengan cairan tubuh harus dihindari dan mencuci dengan sabun dan air sangat dianjurkan. WHO tidak merekomendasikan isolasi pasien laki-laki atau perempuan yang sudah sembuh yang darahnya telah dites negatif virus Marburg. (NDA)

SHARE