ECONOMICS

Wagub Emil Targetkan Tambah Penanaman 1.280 Hektar Mangrove di 2022

Lukman Hakim 10/12/2021 08:23 WIB

Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak menargetkan penanaman mangrove di Jatim mencapai 1.280 hektare pada 2022.

Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak menargetkan penanaman mangrove di Jatim mencapai 1.280 hektare pada 2022. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Timur (Jatim) Emil Elestianto Dardak menargetkan penanaman mangrove pada 2022 di Jatim mencapai 1.280 hektare. Target tersebut dilakukan sebagai bentuk dukungan Pemprov Jatim terhadap program rehabilitasi mangrove nasional sekaligus pemberdayaan bagi masyarakat. 

"Di tahun 2020 telah dilaksanakan penanaman mangrove di Jawa Timur seluas 1.046 hektare dengan jumlah bibit sebanyak 4.203.200 batang. Lalu direncanakan tahun 2022, target penanaman mangrove naik menjadi 1.280 hektare," kata Emil saat menghadiri Program Penanaman Mangrove di Pantai Duta, Kabupaten Probolinggo, Kamis, (9/12/2021).

Untuk melaksanakan program rehabilitasi mangrove di Jatim, sebut Emil, Pemprov Jatim melakukan berbagai upaya mitigasi perubahan iklim dan fenomena global warming. Salah satunya dengan merestorasi mangrove dengan melakukan penanaman mangrove sebanyak 881.508 batang di lahan seluas 295,62 hektare. 

Masing-masing lahannya tersebar di enam kabupaten, yakni Kabupaten Gresik sebanyak 5.000 batang dengan luas 1,5 hektare, Kabupaten Bangkalan sebanyak 254.479 batang dengan luas 104,49 hektare, Kabupaten Pasuruan sebanyak 25.000 batang dengan luas 10 hektare, Kabupaten Situbondo sebanyak 163.449 batang dengan luas 49,53 hektare, Kabupaten Banyuwangi sebanyak 338.580 batang dengan luas 100,1 hektare dan Kabupaten Probolinggo sebanyak 95.000 batang dengan luas 30 hektare. 

Menurut Wagub Emil, hutan mangrove memiliki peran penting dalam upaya mitigasi perubahan iklim. Dalam luasan yang setara dengan hutan tropis itu, hutan mangrove mampu menyimpan karbon 3-5 kali lebih banyak. Selain itu, mangrove juga berfungsi sebagai pelindung pantai dan habitat biota yang bernilai ekonomis seperti ikan, kepiting, dan udang serta rumah bagi keanekaragaman hayati lainnya. Ekosistem mangrove yang sehat juga bisa didorong menjadi salah satu objek ekowisata yang menarik.

"Jatim punya 40 juta penduduk, luasnya terbatas, ekosistem sangat berpotensi untuk dirambah dengan cara yang tidak berkelanjutan. Inovasi akan sangat penting untuk menjaga lingkungan dan ikut berkonstruksi dalam perang dunia menangani perubahan iklim," jelasnya. 

Emil menambahkan, rehabilitasi hutan mangrove perlu segera dipercepat dan memerlukan peran para pihak. Pemerintah tidak mungkin bekerja sendirian. Untuk itu, program rehabilitasi mangrove melalui program tanggung jawab sosial dan lingkungan atau corporate social responsibility (CSR) sangat didukung karena penurunan emisi gas rumah kaca menjadi tanggung jawab semua pihak. 

"Kami berharap dengan dilaksanakannya Launching Rehabilitasi Mangrove Melalui Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan/Corporate Social Responsibility menjadi awal untuk keterlibatan semua pihak dalam rangka restorasi mangrove di seluruh Indonesia termasuk di Jawa Timur," pungkas mantan Bupati Trenggalek tersebut. (TIA)

SHARE