ECONOMICS

Walkot Bogor Akui Pedagang Kesulitan Dapatkan Minyak Goreng Curah, Ini Penyebabnya

Putra Ramadhani/Kontri 07/04/2022 15:24 WIB

Wali Kota Bogor, Bima Arya mengakui para pedagang terutama penjual gorengan saat ini sesulitan mendapatkan pasokan minyak goreng curah.

Walkot Bogor Akui Pedagang Kesulitan Dapatkan Minyak Goreng Curah, Ini Penyebabnya (FOTO: MNC Media)

IDXChannel - Wali Kota Bogor, Bima Arya mengakui para pedagang terutama penjual gorengan saat ini sesulitan mendapatkan pasokan minyak goreng curah. Pasalnya, suplai minyak goreng curah ke Bogor di batasi oleh produsen minyak goreng.

Hal tersebut terungkap dalam sidaknya ke distributor minyak goreng curah terbesar di Jalan Taman Cimanggu, Kelurahan Kedung Jaya, Kecamatan Tanah Sareal Kota Bogor. 

"Jadi ini depo minyak curahnya yang terbesar di Bogor ya. Sekarang ini sya cek di sini memang persoalan utamanya produksinya dari Jakarta. Jadi sudah sedikit di sana, sudah dijatah sehingga kemudian ini mengambil kebijakan untuk membatasi penjualan sesuai aturan. Nah dijual Rp 14.500 (perliter)," kata Bima, Kamis (7/4/2022).

Bima menyebut, pembatasan yang terjadi membuat antrean pembeli di distributor tersebut. Hal itu membuat pembeli yang mayoritas warung kesulitan.

"Selama ini tidak ada antrean, dulu-dulu tidak ada. Tapi sejak krisis minyak goreng ini pada antri dan yang membuat kita prihatin mereka kan penjual minyak goreng di warung-warung ketika dibatasi keuntungan juga semakin sedikit, makin berkurang pendapatan apalagi masukin Lebaran," ungkapnya.

Pemkot Bogor, tambah Bima, akan memastikan distribusi minyak goreng curah ini lancar. Sambil meminta pemerintah pusat segera menyelesaikan dan mengatasi kelangkaan minyak goreng ini.

"Kita berusaha di Kota Bogor memastikan distribusinya berjalan dengan seadil adilnya agar semua kebagian. Tapi tentu kita meminta pemerintah pusat bisa bergerak lebih cepat dan tegas mengatasi kelangkaan minyak goreng (curah) ini," harap Bima.

Semantara itu, Gunarso Rusly selaku pemilik distributor mengaku stok minyak goreng curah di tempatnya memang di dibatasi dari produsen. Paling sedikit dibatasi 20 ton dan maksomal 40 ton perhari.

"Jadi sya dibatasi kadang-kadang paling sedikit 20 ton darinprodusen paling banyak 60 ton. Sebelumnya mah bebas, kan saya kendaraan sendiri. Saya kirim truk tinggal dateng pasti dikasih," ucap Rusly.

Karena itu, pihanya juga melakukan pembatasan pembelian masyarakat khusunya kepada penjual warung. Tetapi, untuk pelaku UMKM atau pedagang makanan tidak dibatasi pembeliannya.

"Juga pakai KTP. Memang harus gitu memang aturan drinpusat. Supaya tidak disalah gunakan, karena minyak curah tidak boleh di repacking, tidak boleh dijual ke industri besar. Kalau UMKM bebas dia mau berapa, kayak tadi tukang kembang goyang perlu 4 saya kasih 4 karena buat usaha. Kalau pedagang kita batasi karena dia pasti harganya di up. Tapi kalau pemakai pabrik kerupuk, rumah makan yang kecil-kecil mau 10 jeriken saya kasih," tutup dia. (RAMA)

SHARE