Wamentan Beberkan Alasan Bulog Wajib Beli Gabah Petani Sesuai HPP Rp6.500 per Kg
Wamentan Sudaryono mengungkapkan alasan Bulog wajib membeli hasil panen gabah petani sesuai dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang ditetapkan.
IDXChannel - Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mengungkapkan alasan Bulog wajib membeli hasil panen gabah petani sesuai dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang ditetapkan. Menurutnya, langkah ini penting dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan para petani.
Di samping itu, Sudaryono juga menyatakan, hal tersebut menjadi salah satu upaya untuk mempercepat swasembada pangan di Indonesia. Sebab, swasembada menjadi salah satu tujuan utama Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional.
“Saya kira swasembada ini komitmen yang meyakinkan dari Bapak Presiden kita, bahwa programnya sudah jelas, visinya juga sudah jelas tinggal pelaksanaannya saja yang harus kita jaga seperti harga gabah tidak boleh turun dari HPP. Semua sudah diberikan tinggal pelaksanaan yang kita tunggu,” ujarnya dalam keterangannya, dikutip pada Senin (10/2/2025).
Sekadar informasi, pemerintah telah menetapkan HPP gabah untuk masa panen raya 2025 sebesar Rp6.500 per kilogram (kg). Keputusan ini berlaku sejak 15 Januari 2025, baik untuk pembelian oleh pemerintah maupun penggilingan swasta di seluruh Indonesia.
Sudaryono menegaskan, serapan gabah sesuai dengan HPP sangat penting dilakukan oleh Bulog untuk memastikan stok pangan nasional tercukupi dan meningkatkan kesejahteraan petani Indonesia.
Sudaryono juga menekankan swasembada pangan merupakan prioritas utama Presiden Prabowo yang harus segera dipenuhi.
“Swasembada itu adalah prioritas dari Presiden yang harus mampu kita penuhi. Artinya stok nasional harus cukup dan petaninya juga wajib sejahtera. Oleh karena itu Presiden sudah memutuskan HPP-nya Rp6.500 dan Bulog ditargetkan 3 juta,” katanya.
Menurut dia, kebijakan ini akan meningkatkan kesejahteraan petani secara perlahan namun pasti. Sehingga, lanjutnya, Indonesia dapat memutus ketergantungan pada impor pangan yang selama ini cukup besar.
“Tujuannya adalah harga pembelian gabah di tingkat petani bisa kita jaga sehingga NTP (nilai tukar petani) juga meningkat. Jadi negara hadir langsung bersentuhan dengan petani,” katanya.
(Dhera Arizona)