ECONOMICS

Wapres Sebut 93 Juta Orang dalam Kemiskinan Ekstrem Akibat Pandemi Covid-19

Binti Mufarida 06/09/2022 10:05 WIB

Selain kemiskinan ekstrem, Wapres juga menyebut pandemi Covid-19 telah menghentikan atau memperlambat kemajuan upaya pencapaian SDGs oleh komunitas global.

Wapres Sebut 93 Juta Orang dalam Kemiskinan Ekstrem Akibat Pandemi Covid-19. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin menyebut upaya pengentasan kemiskinan selama pandemi Covid-19 tidak optimal. Sebaliknya, pandemi Covid-19 justru menyebabkan lebih dari 93 juta orang di dunia dalam keadaan miskin ekstrem pada 2020.  

“Selain mengganggu layanan kesehatan esensial, pandemi juga menyebabkan lebih dari empat tahun progres dalam pengentasan kemiskinan menjadi tidak berarti lagi, bahkan menempatkan 93 juta lebih orang di dunia dalam kemiskinan ekstrem di tahun 2020,” kata Wapres saat memberikan sambutan pada Indonesian SDGs Corporate Summit 2022, Selasa (6/9/2022).

Wapres juga mengatakan upaya pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan atau SDGs di berbagai negara juga mengalami tantangan berat imbas krisis ekonomi global yang tengah terjadi. Bahkan, secara global terjadi peningkatan celah pembiayaan tahunan untuk SDGs, dari semula USD2,5 triliun, melonjak 70% menjadi USD4,2 triliun saat pandemi melanda.

“Di Indonesia, kebutuhan pendanaan SDGs masih terdapat celah pembiayaan yang cukup besar. Tak dapat dimungkiri, pandemi Covid-19 telah menghentikan atau memperlambat kemajuan upaya pencapaian SDGs oleh komunitas global,” katanya.

Di satu sisi, Wapres mengatakan Indonesia masih mempunyai beragam pekerjaan rumah menuju tercapainya 17 target SDGs. “Namun, di sisi lain, upaya pencapaian target SDGs mulai menampakkan hasil. Dari 163 negara, kedudukan Indonesia naik dari urutan ke-97 tahun 2021, menjadi peringkat ke-82 pada 2022.”

Wapres pun menegaskan pemerintah mengedepankan kebijakan perlindungan sosial dan pemberdayaan masyarakat untuk meniadakan kemiskinan dalam bentuk apapun sebagaimana tujuan SDGs.

Selain untuk mengurangi kemiskinan nasional sebesar 10,14% per Maret 2021, juga utamanya untuk menyasar kemiskinan ekstrem yang tercatat 4%. “Terlebih, Bapak Presiden juga telah menetapkan target penghapusan kemiskinan ekstrem pada 2024,” papar Wapres.

“Untuk itu, integrasi, sinergi, dan kolaborasi program atau kegiatan dari berbagai Kementerian atau Lembaga, serta pelibatan aktor non-Pemerintah menjadi kunci sukses agenda pencapaian 0% kemiskinan ekstrem. Di samping tentunya, akurasi data sasaran penerima manfaat program,” katanya. 

(FRI)

SHARE