Waspada! Dokter THT Sebut Pasien Long Covid-19 Alami Telinga Berdenging
Melihat jumlah kasus Covid-19 yang mengalami kenaikan, Dokter THT mengungkapkan sebagian pasien mengalami gangguan telinga.
IDXChannel - Melihat jumlah kasus Covid-19 yang mengalami kenaikan, Dokter THT (telinga, hidung dan tenggorokan) mengungkapkan sebagian pasien mengalami gangguan telinga. Berikut penjelasannya lebih lengkap.
Menurut Prof. Dr. dr. Jenny Bashiruddin, SpTHT-KL(K), Spesialis Penyakit Telinga Hidung Tenggorokan bahwa ditengah pandemi, sebagian ada mengalami long Covid-19. Dia mengatakan bahwa sebagian dari kasus tersebut mengalami telinga berdenging atau gangguan.
"Long covid memang beberapa pasien ada yang berdenging atau malah ada gangguan pendengarannya," ujar Dr. Jenny dalam Temu Media Hari Pendengaran Sedunia Tahun 2022, Selasa (1/3/2022)
Lebih lanjut, ia menerangkan bahwa bagi pasien mengalami gangguan pendengaran untuk menyegerakan ke dokter. Sehingga dapat ditangani secara tepat, dia mengatakan bahwa gangguan telinga itu ada tiga: di bagian luar, tengah atau dalam.
Dalam gangguan telinga dalam, pemeriksaannya disebut Otoacoustic Emission (OAE). Biasa disebut gelombang yang dihasilkan oleh sel rambut halus bagian luar dari rumah siput, setelah diberi stimulus.
"Kita lakukan pemeriksaan dengan otoacoustik emission. Kita lihat pendengarannya berkurang jika ia maka tuli mendadak harus segera ditangani oleh dokter tht," jelasnya
"Dokter berikan obat-obatan jika tuli mendadak," sambung Dr. Jenny
Lantas bagaimana cara menghindari gangguan telinga?
Dia menganjurkan agar lebih berhati-hati untuk menggunakan headset atau semacamnya yang digunakan ke dalam telinga. Suara tinggi dapat mengganggu bahkan merusak telinga, seperti berdenging atau tuli mendadak.
Dokter Jenny mengungkapkan volume paling aman yaitu tidak lebih dari 60 persen dari batas maksimal. Bukan hanya itu, ketika menggunakan headset, dia menegaskan agar tidak lebih dari satu jam atau 60 menit.
"Untuk penggunaan headset tak boleh besar-besar, baiknya 60 persen dari batas suaranya. Jadi setiap 1 jamnya kita beristirahat jadi 60 menit 60 persen," ungkap Dr. Jenny.
(NDA)